SAMARINDA - Melonjaknya kasus COVID-19 di tanah air termasuk di kota Samarinda berdampak ke rumah sakit. Hal ini terlihat dari pantauan website kemkes.go.id yang melaporkan hanya tersisa 6 tempat tidur untuk COVID-19 di rumah sakit yang ditunjuk pemerintah di Samarinda.
Adapun, rumah sakit umum Bhakti Nugraha, RS Jiwa Atma Husada dan RSUD Abdul Wahab Sjahranie terisi penuh pasien COVID-19 pada hari Selasa (6/7/2021).
Sementara itu, data harian yang dirilis Satgas, hari ini kasus ada lonjakan kasus baru terkonfirmasi Covid-19 se Kaltim mencapai 726 kasus.
Sedangkan, kasus dalam perawatan COVID-19 se Kaltim mencapai 6.328 kasus dengan penambahan 473 kasus baru dalam perawatan.
Adapun, kasus baru meninggal karena COVID-19 di Kaltim hari ini ada penambahan 19 kasus. Sehingga total sudah ada 1.920 kasus meninggal sejak pandemi tahun 2020.
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kaltim Andi Muhammad Ishak dalam rilisnya meminta masyarakat tetap mengutamakan protokol kesehatan. Karena masyarakat menjadi garda terdepan dalam upaya menekan penyebaran virus corona, seiring dengan lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir di wilayah Kaltim.
Menurut Andi Ishak, penularan yang terjadis saat ini karena mobilisasi terutama para pekerja perusahaan tambang maupun migas, yang datang dari luar Kaltim dengan menggunakan rapid antigen yang baru efektif setelah empat sampai lima hari terinfeksi.
Sehingga ujarnya, kalau sehar atau dua hari, antigen itu biasanya belum bisa terdeteksi, sehingga mereka merasa masih sehat. Padahal sudah membawa virus, sehingga terjadilah penularan seperti yang terjadi saat ini dan kasusnya terus meningkat.
Akibatnya, jelasnya, penularan oleh pekerja di lingkungan mess maupun masyarakat terus menyebar dan tidak bisa terkendali. Inilah kondisi sekarang sudah terjadi transmisi lokal. Efeknya terjadi peningkatan kasus positif cepat dan tinggi.
“Sekarang bagaimana kecepatan petugas melakukan tracing dan testing secepatnya dan sebanyaknya. Semakin cepat dan banyak, maka kecendrungan kasusnya semakin tinggi. Tapi semakin cepat kita menemukan, maka cepat pula penangannya," paparnya.
Mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Kaltim, menegaskan semua pihak harus terlibat melakukan pencegahan dengan menerapkan 5M.
“Ini yang perlu diperkuat. Karena testing, tracing, maupun treatment oleh sarana pelayanan kesehatan sudah kewalahan, sehingga mau tidak mau bagaimana masyarakat agar tidak tertular, mencegah dirinya semaksimal mungkin melalui 5M," tandasnya. (myn)