Al-Huda Dibangun Militer Tahun 1969

- Jumat, 17 Mei 2019 | 10:48 WIB

Masjid Al-Huda merupakan salah satu masjid tertua yang berada di Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah. Masjid ini dulunya dibangun dan diperuntukkan bagi masyarakat dan prajurit TNI Angkatan Laut yang kala itu merasa kesulitan mencari tempat ibadah yang jaraknya dekat.

 

AGUS DIAN ZAKARIA

 

KETUA Pengurus Masjid Al-Huda Gusti Muhammad Arbiansyah menjadi saksi sebagian sejarah masjid ini. Dulunya dibangun dari kayu. Namun, seiring waktu berjalan masjid ini direnovasi sesuai kemajuan zaman.

"Masjid ini dibangun tahun 1969, dibangun oleh Angkatan Laut karena pada masa itu tidak ada tempat ibadah yang dekat, jadi dibangunlah masjid ini," ungkapnya, kemarin (16/5).

Diketahui, Masjid Al-Huda hanya direnovasi sekali saja. Sebelumnya berstatus sebagai masjid TNI Angkatan Laut. Namun belakangan diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat. Dimaksudkan agar masyarakat tidak sungkan untuk datang beribadah.

"Masjid ini dulu memang milik Angkatan Laut, cuma sudah diserahkan ke masyarakat. Supaya, para musafir yang lewat tidak sungkan untuk singgah beribadah di sini karena masjid ini milik masyarakat. Tahun 90-an mendapat renovasi menjadi bangunan permanen yang seperti sekarang ini," terangnya.

Tidak heran, jika menyempatkan diri beribadah di Masjid Al-Huda, banyak prajurit Angkatan Laut yang juga  melaksanakan salat bersama warga. Tentunya pemandangan ini membuktikan jika Masjid Al-Huda merupakan saksi kaharmonisan antara masyarakat dan Militer.

"Iya, banyak tentara Angkatan Laut salat di sini. Masjid ini menggambarkan betapa masyarakat dan militer menjalani hidup dengan sangat harmonis," ungkap Gusti.

Dengan panjang sekitar 25 x 20 meter dilengkapi dengan 2 lantai, masjid ini mampu menampung 500 lebih jemaah. Meski ukurannya tidak terlalu besar, namun ruangan pada masjid ini sangatlah nyaman bagi jemaah. Tidak heran, usai kegiatan salat banyak jemaah yang memutuskan untuk tidak meninggalkan masjid.

"Kapasitasnya masjid ini bisa menampung 500 jemaah lebih. Masjid ini  terdiri dari 2 lantai," terangnya.

Diketahui, di bulan Ramadan ini, selain memiliki kegiatan sama pada masjid lainnya. Kegiatan seperti buka dan sahur bersama dimaksudkan agar seluruh umat Islam merasa merasakan indahnya Ramadan meski dalam keadaan sulit.

"Di sini ibadah setiap harinya khususnya saat zuhur dan magrib itu, selesai ibadah biasanya jemaah disajikan dengan kultum setelah ibadah. Di bulan Ramadan ini tidak jauh berbeda dari masjid lainnya. Setiap berbuka kami selalu menjalankan buka bersama dan juga untuk sahur, kami juga adakan sahur bersama di masjid ini. Untuk makanannya, itu hasil sumbangan bergilir dari warga sekitar. Jadi bisa membantu musafir atau fakir berbuka dan sahur yang singgah di masjid ini," imbuhnya. (***/lim)

 

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X