Harus Cermat Belanja Online di Festival 11.11

- Selasa, 12 November 2019 | 11:23 WIB

BALIKPAPAN – Perilaku belanja berbasis daring, online atau e-commerce ini makin digandrungi masyarakat, khususnya oleh kalangan milenial. Harga yang lebih efisien (murah) menjadi pertimbangan utama, apalagi masih diiming-imingi diskon, cash back, pay later (bayar nanti), dan sebagainya. Seperti yang disajikan dalam pesta belanja online Singles Day (11.11) yang berlangsung, Senin (11/11).

Alibaba Group yang telah memulai Festival Belanja Singles Day pada pukul 00.00 dini hari waktu setempat mengklaim telah mencatat pencapaian yang menakjubkan. Dalam satu jam pertama, Gross Merchandise Volume (GMV) dari transaksi yang dibayarkan dengan Alipay mencapai USD 12 miliar atau setara dengan Rp 168 triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka penjualan tahun ini meningkat sekitar 22 persen. Pada Singles Day tahun lalu, pendapatan Alibaba dalam satu jam pertama sebesar CNY 69 miliar atau sekitar Rp 138 triliun. Sedangkan untuk penjualan total Alibaba melalui platform-nya selama festival promo 11.11 ini mencapai nilai USD 30 miliar atau sekitar Rp 420 triliun.

Dalam keterangan tertulisnya, pada satu jam pertama sejak 11.11 dimulai, ada sejumlah daftar negara dengan jumlah penjualan tertinggi ke Tiongkok. Negara-negara tersebut adalah Jepang, Amerika Serikat (AS), Korea, Australia, Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Kanada, dan Selandia Baru.

Adapun 10 kategori teratas produk impor yang dibeli konsumen Tiongkok berdasarkan GMV adalah suplemen makanan untuk kesehatan. Posisi selanjutnya ada masker wajah, susu bayi dan balita, makeup, popok, set perawatan kulit, emulsion (bagian dari perawatan kulit), serum kulit wajah, pembersih wajah, serta nutrisi bayi dan balita.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyampaikan, belanja online banyak sisi positifnya, seiring dengan keniscayaan fenomena ekonomi digital. Namun demikian banyak catatan terkait hal ini, khususnya soal perlindungan konsumen.

“Konsumen tetap harus mengedepankan perilaku belanja yang kritis dan rasional. Belanjalah berdasar pada kebutuhan (need) bukan keinginan (want),” ujarnya, Senin (11/11).

Lebih jauh, dirinya mengimbau masyarakat tidak terjerat bujuk rayu diskon. Sebab banyak diskon hanyalah gimmick marketing, alias diskon abal-abal. “Cermatilah bentuk-bentuk diskon yang diberikan, termasuk jenis barang yang diberikan diskonnya. Konsumen juga jangan makin konsumtif berbelanja dengan iming-iming pay later yang pada akhirnya akan terjerat hutang,” tegasnya.

Selanjutnya, dirinya juga meminta konsumen mengedepankan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam berbelanja online. Cermati profil pelaku usaha dari market place yang menawarkan belanja online. Jangan sampai konsumen dirugikan oleh transaksi belanja online dari market place yang tidak kredibel. Alih-alih untung, konsumen malah tertipu.

Sebab berdasar data pengaduan YLKI selama lima tahun terakhir, pengaduan belanja online selalu menduduki rating tiga besar. Dan ironisnya, persentase pengaduan tertinggi yang dialami konsumen adalah barang tidak sampai ke tangan konsumen. “Artinya masih banyak persoalan dalam belanja online dalam hal perlindungan konsumen,” kata Tulus.

Dia pun meminta pelaku market place mengedepankan strategi promosi, iklan, dan marketing yang bertanggung jawab, serta menjunjung etika bisnis yang adil dan mematuhi regulasi yang ada. Bukan malah sebaliknya, iklan dan promosi yang membius konsumen yang beda-beda tipis dengan aksi penipuan.

YLKI juga berharap pemerintah secara ketat mengawasi praktik belanja online. Pemerintah dalam hal ini utamanya yaitu Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta K/L terkait.

“Oleh karenanya, dari sisi regulasi, sangat mendesak untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi, dan RPP Belanja Online. Kedua regulasi inilah yang akan secara kuat memayungi konsumen dalam transaksi belanja online,” pungkasnya. (ndu2/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X