UTAMA | PONTIANAK | KRIMINAL | DAERAH

UTAMA

Minggu, 12 November 2023 11:31
Tiga Remaja Korban TPPO Dipaksa Jadi PSK di Malaysia
Satu orang dewasa dan tiga anak dibawah umur asal Makasar dan Sulawasi Selatan menjadi korban TPPO, namun berhasil selamat dan kini diamankan di Selter BP3MI Pontianak. (MEIDY KHADAFI/PONTIANAK POST)

 Tiga remaja perempuan berusia 15 dan 16 tahun serta seorang perempuan dewasa berusia 30 tahun asal Makasar menjadi korban perdagangan manusia. Keempat korban tersebut dikirim ke Malaysia untuk dipekerjakan sebagai pemuas nafsu pria hidung belang. 

Kepala Balai Pelayanan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Pontianak, Fadzar Allimin, mengatakan, sebelumnya pihaknya mendapat informasi dari Konsultan Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching akan ada pemulangan paksa (deportasi) terhadap empat orang PMI Non Prosedural. 

Fadzar menuturkan, dari informasi itu pihaknya kemudian memfasilitasi pemulangan keempatnya dari Pos Lintas Natas Negata (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau. "Saat proses pemulangan dari perbatasan mereka kami data. Terungkap jika tiga orang di antaranya masih di bawah umur. Mereka berasal dari Makasar dan Gowa Sulawesi Selatan," kata Fadzar. 

Fadzar menuturkan, dari pengakuan anak-anak tersebut mereka dipekerjakan di tempat pijit plus-plus sebagai pekerja seks komersial. "Anak-anak ini korban tindak pidana perdagangan orang. Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mendalami pelaku perdagangan orang," ucap Fadzar. 

Fadzar menyatakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BP3MI di Makasar untuk menelusuri dan mendalami pelaku yang memberangkatkan anak-anak tersebut dari Makasar ke Pontianak dan ke Malaysia. "Kami masih terus menelusuri pelaku perdagangan orang ini bersama pihak kepolisian," terangnya. 

Fadzar menyatakan, ketiga anak-anak dan seorang wanita dewasa tersebut rencananya akan dipulangkan ke daerah asalnya, pada Minggu 12 November 2023. Ketua Tim Pencegahan PMI Non Prosedur dan Pengaduan Kasus BP3MI Pontianak, Reinhard Panjaitan, mengatakan, keempat korban sebelum berangkat bertemu dengan seorang perempuan berinisial IN. Reinhard menerangkan, perempuan tersebut menawarkan pekerjaan kepada keempat orang tersebut di Malaysia.

"Pekerjaan yang ditawarkan kepada korban-korban ini, penjaga butik dan pelayan di rumah makan," kata Reinhard, Jumat (10/11/2023). Keempat korban, lanjut Reinhard, dijanjikan akan mendapat upah sebesar 3 ribu Ringgit dan akan mendapat upah tambahan jika bekerja melebihi batas waktu. "Dari Makasar, mereka dibawa ke Pontianak. Lalu dibawa ke Entikong. Dari perbatasan langsung dibawa ke tempat usaha pijit di Miri, Malaysia," ucap Reinhard. Reinhard menerangkan, ketika berada di usaha pijit, mereka bertemu dengan pemiliknya dan dijelaskan tentang pekerjaannya yang harus melayani hubungan seks dengan pengunjung. 

"Korban-korban ini tidak mau dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial. Mereka diancam, dikurung di dalam kamar selama dua hari dan tidak diberi makan," ungkap Reinhard. Reinhard menjelaskan, karena diancam korban akhirnya terpaksa menuruti perintah pemilik usaha. Melayani hubungan badan dengan pria hidung belang. 

Reinhard menuturkan, ketiga anak-anak tersebut bekerja di tempat pijit plus-plus tersebut kurang lebih selama dua bulan. Dan tanpa mendapatkan upah sepeser pun. Salah satu remaja korban perdagangan orang ketika diwawancarai mengaku, awalnya ia berkenalan dengan seseorang perempuan.

"Saya berkenalan dengan seorang perempuan berinisial IN ini melalui media sosial," kata korban. Saat itu perempuan tersebut menawarkan dirinya bekerja di Malaysia sebagai penjaga toko dengan upah sebesar dua ribu Ringgit hingga tiga ribu Ringgit. "Saya bilang tidak punya paspor. IN mengatakan tidak perlu, karena dokumen akan diurus mereka semuanya," cerita korban. Ia bersama pekerja lainnya lalu diberangkatkan dari Makasar ke Pontianak. Dari Pontianak menggunakan taksi menuju perbatasan Entikong. Di sana lalu masuk ke Malaysia melewati jalan tikus. 

"Sampai di Malaysia, kami langsung dibawa menuju tempat bekerja yakni tempat pijat plus-plus. Saya dan kawan-kawan disuruh bekerja melayani hubungan badan tetapi kami menolak," kata korban. Karena menolak pekerja itu, ia dan teman-temannya dikurung di dalam kamar dan tidak diberi makan selama dua hari. Hingga akhirnya pekerjaan itu pun terpaksa dilakukan. 

"Dalam sehari kami bekerja melayani lima sampai tujuh laki-laki. Di sana kami bekerja kurang lebih selama dua bulan," tutur korban sambil menangis.  Korban mengaku, karena tidak mampu menjalani pekerjaan itu, ia lalu menghubungi polisi Malaysia. Ia meminta tolong untuk diselamatkan. Hingga akhirnya polisi datang mengepung tempatnya bekerja dan menyelamatkan ia dan ketiga teman-temannya. "Setelah menghubungi polisi, kami masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Sementara pemilik usaha beserta 20 orang pekerja lainnya melarikan diri," ungkap korban. (adg)

loading...

BACA JUGA

Senin, 04 Desember 2023 00:51

BMKG Kalbar: Potensi Hujan Masih Tinggi

 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat mengimbau masyarakat…

Senin, 04 Desember 2023 00:48

Di Kalbar, DBD Masih Akan Menghantui Hingga April, Masyarakat Diimbau Selalu Waspada

Tren kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Barat…

Sabtu, 02 Desember 2023 20:07

Dorong Sekolah Lansia Terwujud di 14 Kabupaten Kota di Kalbar

Anggota Komisi IV DPR RI Alifudin mendorong agar kegiatan Sekolah Lansia bisa…

Kamis, 30 November 2023 15:02

DBD di Kubu Raya Tembus 1.061 Kasus, Empat Meninggal Dunia

 Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Marijan mengutarakan hingga ke minggu ke-45 di…

Minggu, 26 November 2023 00:50

Distribusi Pangan dari Jawa ke Pontianak Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Dipastikan Aman

Pasokan distribusi pangan dari Pulau Jawa ke Pontianak untuk Natal dan…

Minggu, 26 November 2023 00:17

Tambah Fasilitas Pendidikan, Pemprov Kalbar Kucurkan Dana Rp18,8 Miliar untuk Dua Daerah

 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus berkomitmen menambah fasilitas pendidikan di…

Minggu, 26 November 2023 00:14

Sektor Perkebunan Jadi Realisasi CSR Paling Tinggi di Kalimantan Barat

 Perkebunan menjadi sektor usaha yang paling tinggi realisasi Tanggung Jawab Sosial…

Jumat, 24 November 2023 16:36

Proyek Duplikasi Jembatan Kapuas I Terhambat Cuaca, Bakal Molor Difungsikan

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, progres pengerjaan pembangunan duplikasi Jembatan…

Rabu, 22 November 2023 12:36

Harisson Tetapkan UMP Kalbar Naik Rp94 Ribu

 Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson telah menetapkan upah minimum provinsi…

Selasa, 21 November 2023 11:09

Waspada, Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Ancam Kalbar

 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat (Kalbar) mengimbau…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers