Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Kalimantan Barat September 2023 mencapai USD158,85 juta atau turun 8,08 persen dibandingkan Agustus 2023. Saat Agustus 2023 nilai ekspor Kalbar tercatat sebesar USD172,82 juta. "Jika dibandingkan periode Januari - September 2023 terhadap periode yang sama tahun 2022, turun 25,83 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat Muhammad Saichudin, dalam berita resmi statistik siang kemarin.
Saichudin mengatakan bahan kimia anorganik, lemak dan minyak hewan/nabati, serta karet dan barang dari karet merupakan tiga golongan barang unggulan ekspor Kalimantan Barat September 2023. Masing-masing berkontribusi 46,48 persen, 26,41 persen, dan 7,43 persen.
Lanjut Saichudin, kontribusi tiga golongan barang unggulan berikutnya yaitu berbagai produk kimia, ampas/sisa industri makanan, serta Buah-buahan yang menyumbang masing masing secara berurutan sebesar 6,51 persen, 3,71, persen, dan 3,37 persen.
Ketiga golongan kata Saichudin ini memberi kontribusi 13,59 persen dari total ekspor Kalimantan Barat atau USD21,58 juta. Sedangkan pada September 2023, ekspor dari sepuluh golongan barang memberikan kontribusi 98,60 persen terhadap total nilai ekspor Kalimantan Barat. "Dari sisi pertumbuhan, ekspor sepuluh golongan barang tersebut turun 7,71 persen terhadap Agustus 2023, yaitu dari USD169,70 juta menjadi USD156,62 juta," terang Saichudin.
Lebih lanjut Saichudin menyampaikan bahwa India, Tiongkok, dan Malaysia merupakan tiga negara tujuan ekspor Kalimantan Barat terbesar pada September 2023. Masing-masing mencapai nilai ekspor USD49,72 juta, USD35,55 juta, dan USD25,49 juta dengan kontribusi USD110,76 juta atau 69,73 persen.
Menurut Saichudin jika dibandingkan bulan Agustus 2023, ekspor Kalimantan Barat ke negara India mengalami penurunan sebesar 35,51 persen. Sedangkan ekspor ke negara Tiongkok dan Malaysia mengalami peningkatan masing-masing secara berurutan sebesar 30,41 persen dan 37,78 persen.
"Tujuan ekspor Kalimantan Barat September 2023 masih didominasi negara Asia (9 negara utama), yaitu dengan kontribusi sebesar 95,61 persen, sedangkan 4,39 persen sisanya berasal dari negara lainnya," pungkas Saichudin. (mse)