Kasus Penculikan Dosen Poltekkes Pontianak Berakhir Damai

- Selasa, 14 Maret 2023 | 12:46 WIB
CARA KEKELUARGAAN: Korban dan pelaku kasus penculikan dan pengeroyokan dosen Poltekkes Pontianak sepakat untuk berdamai. Kasus ini pun akhirnya ditutup.
CARA KEKELUARGAAN: Korban dan pelaku kasus penculikan dan pengeroyokan dosen Poltekkes Pontianak sepakat untuk berdamai. Kasus ini pun akhirnya ditutup.

 Kasus penculikan dan pengeroyokan yang dilakukan oleh tujuh orang mahasiswa terhadap dosen Poltekkes Pontianak, Taufik Hidayat berujung damai. Kasus diselesaikan dengan cara restorative justice setelah kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan kasus secara kekeluargaan.

Dengan demikian, menurut Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Tri Prasetyo, kasus ini resmi ditutup. “Kasus ini kami tutup. Ini berdasarkan kesepakatan antara pelaku dan korban,” katanya, Sabtu (11/3).

Tri menerangkan, restorative justice tersebut artinya bahwa kedua belah pihak telah sepakat berdamai. Dengan adanya perdamaian ini maka pemulihan kerugian-kerugian yang dialami korban telah ditutupi oleh ketujuh pelaku.

Restorative justice ini dimohonkan oleh kedua belah pihak. Pertimbangannya bahwa para pelaku ini bukan residivis atau baru pertama kali melakukan kriminalitas,” ucap Tri. Salah satu pelaku, Galih Hodari mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian dan korban yang sudah bersedia berdamai.

Galih pun meminta maaf kepada korban atas kesalahan dan tindakan di luar batas yang ia lakukan bersama keenam temannya. “Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi kami. Dan sekali lagi kepada korban kami mohon maaf,” ucap Galih..

Sementara itu, korban Taufik Hidayat menyatakan bersedia berdamai karena keluarga para pelaku datang menemuinya dan meminta agar masalah tersebut diselesaikan dengan kekeluargaan.

“Saya melihat masa depan anak-anak ini masih panjang. Kalau kasus ini dilanjutkan, saya merasa merusak masa depan mereka,” katanya.

Dengan pertimbangan itu, lanjut Taufik, dirinya memilih memaafkan perbuatan ketujuh pelaku. Ia berharap para pelaku tidak mengulangi perbuatannya. “Saya kasihan dengan para pelaku. Orang tuanya susah payah menguliahkan. Jangan sampai hanya karena masalah ini, pendidikan mereka terhenti,” ucapnya.

Disinggung soal isu asmara yang melatarbelakangi kasus pengeroyokan tersebut, Taufik dengan tegas membantahnya.  Menurut Taufik, masalah yang terjadi sebenarnya adalah rasa pertemanan atau solidaritas yang begitu tinggi di antara ketujuh pelaku dengan temannya. Mereka menganggap perkuliahannya dipersulit oleh dirinya. “Isu asmara itu tidak benar,” tegasnya.

Taufik pun meminta kepada para pelaku untuk kembali ke kampus, melanjutkan pendidikan, segera menuntaskan perkuliahan dan kemudian bekerja.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, polisi sempat menetapkan ketujuh pelaku penculikan dan penganiayaan terhadap dosen Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Pontianak sebagai tersangka. Tujuh pelaku dimaksud yakni Zuhandre, Stevanus Say Pangestu, Agie Styansyach, Doni Rahman, Rifanda Yulistio, Virg Yagipramugita dan Galih Hodari. Mereka dijerat pasal 170 KUHP dengan ancaman pidana penjara di atas lima tahun.

Berdasarkan keterangan korban, saat itu korban dan istrinya sedang mengendarai sepeda motor di belakang Kantor Lurah Siantan Hulu, Jalan Lapan, Kecamatan Pontianak Utara, pada Jumat 3 Maret. Tiba-tiba, para pelaku yang menggunakan mobil memberhentikan korban, kemudian memaksanya untuk masuk ke dalam mobil. “Kepada korban, para pelaku mengaku sebagai polisi,” kata Tri.

Karena mengaku polisi, korban pun percaya lalu naik ke dalam mobil. Di dalam mobil, korban lalu dipukuli sehingga mengakibatkan luka pada bibir, hidung patah, pipi kiri memar, mata sebelah kiri memar dan kening memar. Korban juga harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Setelah kejadian itu, korban lalu melapor ke Polsek Pontianak Utara. Setelah menerima laporan korban, polisi langsung melakukan penyelidikan. Dari penyelidikan tersebut, ketujuh pelaku yang tak lain adalah mahasiswa berhasil ditangkap tanpa perlawanan. (adg)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB
X