Wacana kenaikan Ongkos Naik Haji(ONH) menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Pemerintah khususnya Kemenag RI dan DPR RI tengah mengupasnya secara mendalam. Ketua Komisi V DPRD Provinsi Kalbar, Heri Mustamin memberikan kritikan tajam, terkait opsi tidak populer tersebut.
Menurut Heri, pengelolaan biaya haji di Indonesia masih dianggap kurang baik, sehingga harus dievaluasi mendalam. Nah, negara eperti Indonesia dan masyarakat Kalbar dengan komponen masyarakatnya mayoritas beragama Islam ibadah haji sudah menjadi ibadah wajib. “Ibadah wajib bagi yang mampu. Sayangnya punya masalah besar seperti begini yakni ONH terancam naik. Hendaknya ini dilihat dan dievaluasi kembali. Sebab banyak suara penolakan masyarakat,” ucapnya Senin(30/1).Politisi Partai Golkar Kalbar ini menilai rencana kenaikan ONH, jelas kurang masuk akal dan tidak rasional. Meski di satu sisi pemerintah, melalui Kementerian Agama (Kemenag) mengungkapkan berbagai alasan seperti kurs mata uang asing berubah sampai kebijakan pemerintah Arab Saudi.
“Kalau persoalan ini yang terjadi, maka kenaikan tersebut hampir 100 persen. Inilah yang tak masuk akal dengan alasan perhitungan perekonomian, inflasi, atau pertumbuhan ekonomi. Jelas pertimbangan ini tidak rasional,” katanya.
Anggota DPRD Kalbar dari dapil Kota Pontianak ini melanjutkan harusnya memang ada solusi tepat, jika kenaikan biaya haji ini terjadi. Tidak boleh menyusahkan para calon jemaah haji yang belum berangkat dan harus tertunda berangkat ke tanah suci, Mekkah.
“Saya pikir solusinya bisa dicari, kalaupun terjadi kenaikan ONH. Namun lebih bijak jangan ada kenaikan. Kalau terjadi kenaikan, jelas bukan hanya memberatkan, tapi menurut saya ada semacam keinginan mencegah umat islam beribadah haji,” ucapnya lantang.
Heri meminta ada solusi pemerintah provinsi membantu jemaah haji dari Kalimantan Barat yang akan berangkat nantinya. “Makanya saya lebih memilih kenaikan ONH tak terjadi. Kalaupun terjadi, mungkin bisa saja diberikan subsidi pemerintah provinsi dalam rangka membantu saudara muslim kita yang akan menunaikan ibadah haji dan menunggu bertahun-tahun lamanya,” pungkasnya. (den)