Perajin Mei Hua Kebanjiran Orderan Jelang Tahun Baru Imlek

- Kamis, 12 Januari 2023 | 10:10 WIB
BANJIR ORDERAN: Asong, perajin replika pohon mei hua saat menyelesaikan pesanan pelanggan, Selasa (10/1). ARIEF NUGROHO/PONTIANAK POST
BANJIR ORDERAN: Asong, perajin replika pohon mei hua saat menyelesaikan pesanan pelanggan, Selasa (10/1). ARIEF NUGROHO/PONTIANAK POST

Pohon mei hua merupakan simbol ketahanan dan ketekunan dalam menghadapi kesulitan. Ada pula yang memaknainya sebagai simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa. Tak heran jika pernak-pernik ini selalu menghiasi rumah-rumah masyarakat Tionghoa, terutama pada saat Tahun Baru Imlek.

Asong, salah satu perajin mengatakan, permintaan replika pohon mei hua tahun ini meningkat hingga 80 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ia pun kebanjiran orderan. Menurutnya,  pohon mei hua cukup digemari oleh masyarakat Tionghoa di Pontianak.

Selain sebagai simbol keberuntungan, pohon mei hua juga disukai karena memiliki warna yang indah dan khas, yakni merah muda dan merah. Warna tersebut dianggap cocok untuk menjadi pajangan dalam ruangan. 

“Bagi masyararakat Tionghoa, mei hua mempunyai makna keberuntungan, itu dari zaman dulu kepercayaan nenek moyang kami,” kata Asong saat ditemui Pontianak Post di sela-sela aktivitasnya, Selasa (10/1).

Asong sendiri sudah menekuni bisnis ini selama 12 tahun.  Satu pohon mei hua ukuran 60 cm ia bandrol dengan harga Rp300 ribu. Sedangkan untuk ukuran 1,7 meter hingga 2,5 meter harganya antara Rp2-3 jutaan. 

“Harganya bervariasi. Untuk ukuran kecil Rp 400 ribu, yang besar Rp.2-3 jutaan,” ujarnya. Harga disesuaikan dengan bentuk dan ukuran pohon karena berkaitan dengan bahan baku yang digunakan.

“Sekarang bahan baku harganya naik sehingga kami juga menyesuaikan,” kata dia.  Asong menjelaskan, bahan dasar pembuatan pohon mei hua ini terdiri dari akar pohon hutan yang memiliki keunikan. Selain itu, ia juga memakai kawat, semen, pot, dan bunga plastik yang khusus didatangkan dari Tiongkok. 

Dalam satu hari, ia bisa memproduksi dua hingga tiga buah per hari, khusus untuk ukuran kecil. Sedangkan untuk yang ukuran 3 meter, waktu pembuatannya bisa dua sampai tiga hari, tergantung tingkat kesulitan.

Pohon mei hua buatan Asong bisa bertahan hingga lima tahun. Jadi cukup awet jika dipajang sepanjang tahun di dalam ruangan. (arf)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X