Keluarga Korban Peluru Nyasar Maafkan Pelaku, Proses Hukum Tetap Berjalan

- Rabu, 9 November 2022 | 09:22 WIB
IKHLAS: Nurwahyuni Tamara, istri almarhum Soewardi, didampingi anaknya saat menerima kedatangan keluarga Frengky Marpaung di Gang Tengkawang 6 Kelurahan Tanjung Hulu, Pontianak Timur, Kamis (3/11). Kelurga almarhum menerima permintaan maaf dari keluarga Frengky Marpaung. (ARIEF NUGROHO/PONTANAK POST)
IKHLAS: Nurwahyuni Tamara, istri almarhum Soewardi, didampingi anaknya saat menerima kedatangan keluarga Frengky Marpaung di Gang Tengkawang 6 Kelurahan Tanjung Hulu, Pontianak Timur, Kamis (3/11). Kelurga almarhum menerima permintaan maaf dari keluarga Frengky Marpaung. (ARIEF NUGROHO/PONTANAK POST)

 Nurwahyuni Tamara, istri almarhum M. Soewardi, korban peluru nyasar Polantas berusaha tegar di antara para pelayat yang datang ke rumahnya di  Gang Tengkawang 6, Kelurahan Tanjung Hulu, Pontianak Timur, Kamis (3/11) pagi. Ibu tiga anak itu terlihat mengenakan kerudung dan pakaian serba hitam. Ia sesekali menyeka air mata yang jatuh di pipinya.

Jenazah Soewardi sendiri telah dimakamkan di Kompleks Pemakaman Masjid Baitul Makmur, Tanjung Hulu, Pontianak Timur, sekitar pukul 09.00. Puluhan pelayat mengantarkan jenazah ke pemakaman. Sementara di rumah duka, beberapa karangan bunga ucapan belasungkawa tampak menghiasi jalan. Salah satunya datang dari Polresta Pontianak.

Usai pemakaman, para pelayat memadati rumah duka. Salah satunya adalah keluarga dan kerabat Bripka Frengky Marpaung, anggota Polantas Polresta Pontianak.  Selain melayat, kedatangan keluarga serta kerabat Bripka Frengky Marpaung juga menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa yang terjadi.

“Kami dari keluarga besar Frengky Marpaung menyampaikan rasa duka yang dalam dan meminta maaf atas kekeliruan, dan kesalahan yang terjadi kemarin,” kata Ramses Marpaung.

Pada kesempatan itu, Ramses yang mewakili keluarga besar Marpaung  berharap agar keluarga almarhum bisa menerima jika suatu hari nanti pihaknya datang untuk bersilaturahmi. Menanggapi permintaan maaf keluarga Frengky Marpaung, Nurwahyuni mengaku telah ikhlas. Kendati demikian, ia menginginkan agar proses hukum tetap berjalan.

“Apa yang terjadi kemarin adalah takdir Allah. Kelalaian anak bapak (Frengky Marpaung) telah merenggut nyawa kepala rumah tangga, sekaligus tulang punggung di rumah ini sehingga anak-anak kami menjadi yatim. Namun begitu, kami sekeluarga menerima permintaan maaf dari keluarga Marpaung, walaupun proses hukum tetap berjalan,” katanya. 

Nurwahyuni menyebutkan, pihaknya berupaya merelakan apapun yang terjadi. Ia berharap, peristiwa ini dapat menjadi bahan pelajaran di masa mendatang.

“Nyawa itu tidak murah. Sangat mahal. Satu nyawa diambil, empat nyawa masih misteri. Tidak tahu bagaimana hari esok,” sambungnya.

Sementara itu, Marlon Putra Sembiring, kerabat korban mengatakan, pihaknya telah menerima permintaan maaf dari pihak keluarga Marpaung. Ia juga menyatakan bahwa pihak keluarga korban menyadari bahwa apa yang menimpa korban tidak ada unsur kesengajaan tetapi murni kecelakaan.

“Namun demikian, karena kelalaian itu, yang bersangkutan juga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum dan aturan yang berlaku di kepolisian,” katanya.

Marlon mengungkapkan, almarhum Soewardi merupakan abang angkatnya. Mendiang meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Anak sulung bernama Yolla yang kini tengah menyelesaikan pendidikan di Universitas Tanjungpura. Demikian juga anak kedua, Brian. Sedangkan anak bungsu yang bernama Amelia, kini masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Sebelum peristiwa nahas itu terjadi,  almarhum yang merupakan karyawan di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit berencana ingin kembali ke kebun.  Namun, sebelum berangkat ke kebun, ia berpamitan pergi ke bank untuk mencetak (print) buku rekening mutasi bank.

“Rencana begitu. Habis itu kembali ke rumah dan pamit kepada istri, lalu berangkat ke kebun. Pas saat menunggu lampu merah, peristiwa nahas itu terjadi,” beber Marlon. 

-

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X