Dampak Kenaikan Harga BBM, di Kalbar Tarif Jasa Ekspedisi Naik

- Selasa, 6 September 2022 | 09:34 WIB
SUBSIDI BENGKAK: Sejumlah warga mengantre BBM di SPBU Pontianak. Wacana kenaikan harga BBM subsidi sedang dibahas pemerintah. HARYADI/PONTIANAK POST
SUBSIDI BENGKAK: Sejumlah warga mengantre BBM di SPBU Pontianak. Wacana kenaikan harga BBM subsidi sedang dibahas pemerintah. HARYADI/PONTIANAK POST

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya solar berimbas pada kenaikan tarif jasa transportasi angkutan barang atau ekspedisi di Kalimantan Barat. Mereka berencana untuk menaikan tarif hingga 30 persen dari tarif sebelumnya.

Salah satunya adalah PT. Pelangi Nuansa Jaya dan CV. Bless Express. Pemilik PT. Pelangi Nuansa Jaya dan CV. Bless Express, Efendi mengatakan, kenaikan harga solar, yang sebelumnya Rp. 5.150 menjadi Rp.6.800 perliter, sangat berdampak pada usaha ekspedisi. Mau tidak mau, ia pun berencana menaikan tarif sekitar 30 persen.

Menurut pria yang akrab disapa Aseng ini, kenaikan harga minyak atau bahan bakar mempengaruhi operasional jasa angkutan darat khususnya di Kalimantan Barat.

“Minyak mempengaruhi 60 persen biaya operasional. Kalau harga minyak naik, pasti harga barang-barang lain juga akan naik. Ban, spare part dan penunjang operasional lainnya seperti biaya bongkar muat dan lain-lain,” kata Aseng kepada Pontianak Post, Minggu (4/9).

Untuk itu, pihaknya akan menaikan tarif jasa ekspedisi, menyesuaikan kenaikan haraga BBM. “Karena kalau tidak disesuaikan pasti terjadi kerugian besar buat pelaku jasa ekspedisi,” katanya. 

Apalagi, lanjut Aseng, perusahaan ekspedisi miliknya melayani pengiriman barang dengan banyak rute di Kalimantan mau pun luar Kalimantan seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Sedangkan untuk wilayah Kalimantan, pihaknya  melayani rute Pontianak-Singkawang, Bengkayang, Sejiram, Semitau, Selimbau, Putussibau hingga Badau. Selain itu, juga lintas Kalimantan, seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Menurut Aseng, selain kenaikan harga BBM, persoalan lainnya yang kerap dihadapi sopir dan pengusaha eskpedisi, adalah sulitnya mendapatkan solar.

“Sebelum ada kenaikan BBM, kami sudah kesulitan solar. Karena sangat berdampak pada kelancaran penyaluran barang ke daerah, khususnya pedalaman Kapuas Hulu. Bayangkan, untuk mengirim barang ke sana, kami harus menunggu setidaknya seminggu untuk mencukupkan minyak. Kasian sopir-sopir, apa lagi yang lintas Kalimantan,” bebernya.

Selain jasa transportasi angkutan barang atau ekspedisi, berdasarkan informasi yang dihimpun Pontianak Post, juga berdampak pada kenaikan harga tiket bus di Kalimantan Barat. Baik AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi), AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), maupun ALBN (Antar Lintas Batas Negera).

Untuk PO Perintis kelas Royal Class 17 seat, rute Pontianak-Putussibau dari harga tarif Rp 350.000 menjadi Rp 400.000. demikian juga dengan PO Perintis kelas ekonomi non AC rute Pontianak-Putussibau, dari tarif Rp 200.000 menjadi Rp 230.000. 

Sedangkan bus untuk  PO Maju Terus/Marus kelas Royal Class rute Pontianak-Sintang, dari tarif sebelumnya Rp 175.000 menjadi Rp. 200.000. tarif tersebut juga berlaku ,  untuk kelas royal class rute Pontianak-Melawi.

Sementara untuk PO Tri Star Melawi kelas suites class rute Pontianak-Melawi dari yang sebelumnya Rp. 225.000 menjadi Rp 250.000, dan PO Borneo Trans kelas Royal Class rute Pontianak-Sintang, dari yang sebelumnya Rp 195.000 menjadi Rp. 230.000.  (**)

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X