WADUH..!! Mayat Pasutri Ditemukan di Kebun Sawit Desa Seluas

- Selasa, 30 Agustus 2022 | 12:48 WIB
EVAKUASI: Mayat pasutri yang ditemukan di perkebunan sawit di Desa Seluas saat dievakuasi oleh petugas. ISTIMEWA
EVAKUASI: Mayat pasutri yang ditemukan di perkebunan sawit di Desa Seluas saat dievakuasi oleh petugas. ISTIMEWA

Warga di Dusun Sinar Galih, Desa Seluas, Kecamatan Seluas, digegerkan dengan penemuan mayat pasutri (pasangan suami istri) yang ditemukan dalam keadaan telah membusuk dan tinggal tulang di kebun sawit. Salah satu warga Seluas, Gustian, membenarkan informasi penemuan mayat pasutri yang lanjut usia tersebut. Gustian menceritakan, mayat yang pertama kali ditemukan adalah mayat laki-laki berinisial R yang sudah dalam keadaan tinggal kerangka. Korban merupakan warga transmigrasi Pereges, Seluas.

R, menurut dia, sudah tak kelihatan sekitar dua minggu melakukan aktivitas biasanya. R sendiri ditemukan warga Pereges ketika sedang melakukan tracking batas tanah untuk proses proses sertifikat, Sabtu (27/8). Sementara kerangka istrinya ditemukan sehari setelahnya, Minggu (28/8), tak jauh dari jenazah R. Kondisi mayat istri, kata dia, saat ditemukan dalam keadaan telah membusuk. 

R, menurut dia, sudah tak kelihatan sekitar dua minggu melakukan aktivitas biasanya. R sendiri ditemukan warga Pereges ketika sedang melakukan tracking batas tanah untuk proses proses sertifikat, Sabtu (27/8).

Sementara kerangka istrinya ditemukan sehari setelahnya, Minggu (28/8), tak jauh dari jenazah R. Kondisi mayat istri, kata dia, saat ditemukan dalam keadaan telah membusuk. “Sudah dua minggu warga tak pernah melihat aktivitas dari keluarga R, dan pas ada warga yang mengukur batas tanah di lokasi tersebut, mereka menemukan R sudah busuk dan sisa tulang belulang,” ucap Gustian saat dikonfirmasi, Senin (29/8).

Sementara untuk lokasi ditemukannya R, kata Gustian, berada di jalan pintas terdekat melalui perkebunan sawit yang jarang dilalui warga. Akibatnya, dia menambahkan, lokasi tersebut tak mudah ditemukan. 

“Setelah menemukan R, warga juga mencari istri R dan ditemukan sudah tak bernyawa, dan sudah membusuk. Hanya saja jika dilihat waktu kejadian tidak sama. Kalau kita lihat suaminya sudah sisa tulang, dan istrinya masih proses pembusukan, berati beda waktu kejadian,” ucap Gustian.

Gustian juga menceritakan bahwa istri R yang diketahui selama ini memang sudah sakit-sakitan, di mana suaminyalah yang kerap membeli obat untuk istrinya. Selain itu, dirinya juga membeberkan bahwa pasutri tersebut memiliki dua orang anak laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki kebutuhan khusus.

Dia mengatakan, saat ini anak perempuan R masih dalam pencarian. Sementara anak laki-laki kedua pasutri mereka temukan di rumahnya dalam keadaan yang baik. Hanya saja, yang bersangkutan, menurut dia, memiliki kebutuhan khusus.

“Diketahui yang bersangkutan asal dari suku Sunda yang ikut jadi anggota Transmigrasi tahun 1998 yang dikenal selama ini adalah warga sangat miskin. Hari ini warga masih mencari seorang anaknya yang masih belum diketahui posisinya,” ungkapnya.

Gustian juga menceritakan, dalam kesederhanaan keluarga R, mereka tidak pernah meminta-minta pada warga lainnya. Mereka hidup dengan baik dan rajin sembahyang lima waktu secara Islam  makan dari hasil yang seadanya. Untuk lebih jauh, dia pun tak mengetahui persis aktivitas atau pemasukan lain untuk biaya hidup keluarga R. 

“Saya juga belum konfirmasi sekarang status mereka apa, yang pasti mungkin ada warga yang menyumbang untuk akan makan minum mereka. Memang istrinya dulu biasa ngurut orang, dan mereka kalau keluar ke Pasar Seluas jalan kaki,” imbuh Gustian.

Sedikit banyak, lanjut Gustian, dia cukup mengenal baik keluar R. Kadang-kadang ia menawarkan makan minum jika berjumpa, serta memberi sedikit uang dan tumpangi dia untuk naik mobil dari pereges ke Seluas.

Atas peristiwa ini, Gustian juga merasa prihatin atas musibah yang menimpa keluarga R. Dia berharap, anak R yang laki-laki bisa diurus negara sebagaimana yang diamanatkan dalam UU. Ia juga berharap Komisi Perlindungan Anak (KPA) RI dapat melindungi dan bertanggungjawab terhadap anak R yg bernama Samsul dengan kebutuhan khusus dan hidup jauh dari kata layak tersebut.

“Anak-anak seperti inilah yang harusnya dipelihara negara, atau KPA Itu. Jangan hanya anak-anak di kota yang terlihat. Coba lihat di daerah banyak anak-anak butuh bantuan,” kata Gustian. “Kita juga berharap pemerintah bisa melihat situasi ini, dan anak perempuan R semoga cepat ditemukan,” pungkasnya. (Sig) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB
X