DBD Mengganas, Satu Balita Meninggal di Kapuas Hulu

- Senin, 22 Agustus 2022 | 09:29 WIB
PENGASAPAN: Upaya pengendalian nyamuk melalui fogging atau pengasapan yang dilakukan di Kabupaten Kapuas Hulu beberapa waktu lalu di Kota Putusibau. Tingkat penularan kasus demam berdarah di kabupaten tersebut relatif tinggi. ISTIMEWA
PENGASAPAN: Upaya pengendalian nyamuk melalui fogging atau pengasapan yang dilakukan di Kabupaten Kapuas Hulu beberapa waktu lalu di Kota Putusibau. Tingkat penularan kasus demam berdarah di kabupaten tersebut relatif tinggi. ISTIMEWA

 Tingkat penularan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kapuas Hulu masih relatif tinggi. Jumlah penderita DBD periode dari 1 Januari hingga 8 Agustus 2022 mencapai 162 orang, yang tersebar di 14 kecamatan, di mana satu balita meninggal dunia.

“Angka kematian penderita DBD sebanyak satu orang, umur 4 tahun yang berasal dari Dusun Benit, Desa Landau Mentail, Kecamatan Boyan Tanjung,” ungkap

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu Kastono. Padahal, dia menambahkan, berbagai upaya telah dilaksanakan mereka melalui tim kesehatan dalam mengendalikan DBD, di antaranya Penyelidikan Epidemiologi (PE) hingga kegiatan fogging fokus, guna mencegah terjadinya KLB (kejadian luar biasa).

“Penyelidikan epidemiologi DBD merupakan kegiatan pencarian penderita atau tersangka lainnya, serta pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di rumah penderita atau tersangka dan rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter, juga pada tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan penyakit. Tujuan utama kegiatan ini untuk mengetahui ada tidaknya kasus DBD tambahan serta terjadinya potensi meluasnya penyebaran penyakit pada wilayah tersebut,” ungkap Kastono. 

Hasil penyelidikan epidemiologi, menurut dia, akan menentukan langkah selanjutnya dalam pemberantasan penyakit DBD apakah diperlukan tindakan seperti pengasapan (fogging) atau tidak. Selain itu, pihaknya melalui Puskesmas telah melakukan tindakan pengasapan dan memberikan abatisasi, serta memberdayakan masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD dengan gerakan 3 M plus. 

“Untuk kegiatan pengasapan telah dilakukan di Kecamatan Putussibau Utara, Putussibau Selatan, Embaloh Hilir, Badau, Batang Lupar, Bunut Hulu, Boyan Tanjung,” paparnya.

Adapun tingkat sebaran kasus DBD di Kabupaten Kapuas Hulu di antaranya Kecamatan Putussibau Utara sebanyak 80 orang, Putussibau Selatan (27 orang), Badau (7 orang), Bika (8 orang), Empanang (3 orang), Batang Lupar (2 orang), Kalis (4 orang), Suhaid (2 orang), Silat Hilir (1 orang), Embaloh Hilir (7 orang), Bunut Hulu (13 orang), Boyan Tanjung (2 orang), Semitau (1 orang), dan Embaloh Hulu, 4 orang.

Lebih lanjut Kastono menyampaikan, untuk bulan Agustus 2022 jumlah penderita sebanyak 20 orang. Jumlah tersebut, menurut dia, tersebar di Kecamatan Bunut Hulu sebanyak 4 orang, Embaloh Hilir (1 orang), Putussibau Selatan (8 orang), Embaloh Hilir (5 orang), Bunut Hulu (7 orang), Bika (1 orang), Embaloh Hulu (2 orang), Semitau (2 orang), Suhaid (1 orang), dan Boyan Tanjung, 2 orang. (dRe)

 

 
 
 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB

Polres Sintang Cegah Praktik Kecurangan di SPBU

Selasa, 9 April 2024 | 09:27 WIB

Ismail Jadi Pj Bupati Mempawah, Gantikan Herlina

Minggu, 7 April 2024 | 11:15 WIB
X