Rumah Sakit di Kuching Mulai Banyak Didatangi Warga Indonesia

- Senin, 25 Juli 2022 | 13:04 WIB
Pasien asal Indonesia dirawat di Normal Medical Centre di Kuching. foto Shando Safela
Pasien asal Indonesia dirawat di Normal Medical Centre di Kuching. foto Shando Safela

KUCHING- Sebagai kota tujuan wisata, dampak pandemi Covid-19 begitu terasa bagi Kota Kuching, Sarawak, Malaysia. Setelah dua tahun pembatasan, tanpa kunjungan dari wisatawan luar, kini sektor pariwisata di sana mulai bangkit. Salah satunya dari medical tourism. Pontianak Post berkesempatan mengunjungi beberapa Rumah Sakit (RS) di sana.

Bulan lalu kondisi Teddy Budiono (68), masih tidak bisa bicara dan berjalan. Kondisi itu telah terjadi selama sekitar tiga bulan. Namun saat ditemui di Normah Hospital, Kamis (21/7), pasien asal Kota Pontianak itu sudah berbicara cukup lancar. Itu merupakan hari kedua setelah ia menjalani operasi di bagian otaknya yang sempat dipenuhi cairan. 

Dari cerita sang istri, penyakit yang dialami Teddy sudah terjadi cukup lama. Awalnya ia sempat terjatuh ketika sedang beraktivitas. Sempat beberapa kali menjalani pengobatan di Pontianak, namun tak kunjung sembuh. Sebenarnya Teddy sudah sejak awal ingin dibawa ke Normah Medical Specialist Centre, tapi lantaran perbatasan antar kedua negara Indonesia-Malaysia masih ditutup, Teddy baru bisa dibawa berobat bulan lalu.

Saat mendapatkan pemeriksaan medis di Normah, hasil diagnosa menyatakan bahwa di otak Teddy terdapat cairan. Pertama datang,Teddy langsung mendapat tindakan penyedotan cairan di otak. Saat itu sebenarnya Teddy juga harus dioperasi, tapi karena kondisi tubuh yang tidak memungkinkan operasi terpaksa ditunda. Karena memang, selama proses penyedotan cairan di otak, Teddy sampai tidak bisa tidur selama tiga hari. “Jadi kami dibolehkan pulang sebulan, tapi belum sampai sebulan baru 17 hari kami balik lagi, biar cepat (operasi),” ungkap sang istri.

Diagnosa yang didapatnya dari RS di Kuching terbilang cepat dan tepat. Padahal Teddy sempat diperiksa dengan CT scan tapi pihak medis di Pontianak tidak bisa memastikan penyakitnya apa. “Waktu itu mau ke sini (Kuching) masih Covid-19 tidak bisa, jadi kita terapi saja. Setelah border dibuka kita langsung ke sini. Alhamdulillah setelah dilakukan operasi, perubahannya sangat luar biasa, bapak sudah bisa jalan dan berbicara,” katanya.

Selain Teddy, Pontianak Post juga sempat mengunjungi pasien asal Pontianak lainnya. Jihan seorang mahasiswi dari Universitas Tanjungpura (Untan) juga menjalani operasi dan dirawat di Normah. Jihan harus dioperasi karena mengidap infeksi usus dan ada sedikit kista. Ketika ditemui, Jihan sudah diperbolehkan pulang dan bersiap untuk pulang ke Pontianak. “Di rumah sakit ini sudah lima hari, yang dioperasi kemarin kistanya. Dan sekarang alhamdulillah sudah pulih dan besok sudah bisa pulang ke Pontianak,” terang sang Ibu.

Menurutnya, pelayanan di Normah Hospital sangat maksimal. Diagnosa yang cepat dan tepat sangat memudahkan pasien yang berobat ke RS bertaraf internasional itu. Sebab itulah banyak orang-orang yang melakukan perjalanan wisata untuk mendapatkan pelayanan kesehatan atauyang dikenal dengan istilah medical tourism di sana. Sejak pintu perbatasan dibuka mulai 1 April 2022 lalu, pasien asal Indonesia memang mulai ramai yang datang berobat ke Normah.

Seperti diungkapkan, Patient Experience Coordinator Normah Medical Specialist Center Muchlis Mufpeh Muchyie, dalam tiga bulan terakhir sudah lebih dari seribu warga Indonesia yang berobat di sana. Untuk itu pihaknya terus berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasein-pasien yang datang. Di antaranya jika dalam 24 jam pasien yang ditangani tidak menunjukkan perkembangan yang membaik. Maka rumah sakit akan segera melakukan tindakan lanjutan.

“Bahkan rumah sakit akan menanyakan ke dokter jika tidak mampu maka akan dicarikan dokter yang lain. Jika kasus itu berat dan jarang ada maka kita akan mempresentasikan ke Amerika Serikat (USA),” ungkapnya.

Seperti diketahui Normah Medical Specialist Center memang RS yang sudah terakreditasi internasional. Melihat sejarahnya dokter-dokter di Normah dulunya memang berasal dari RS terbaik di Amerika yakni Mayo Clinic.

Pengecekan terhadap pasien di Normah juga dilakukan secara berlapis. Tidak hanya oleh dokter tapi juga dari divisi lain seperti tim perawat, tim farmasi dan tim advokat RS. “Sehingga dokter tidak bisa seenaknya sendiri. Kami juga akan setiap hari berkeliling ke setiap ruangan pasien untuk memastikan pasien mendapatkan pelayanan terbaik,” jelas Muchlis.

Muchlis menyebutkan Normah Medical Specialist Center juga berupaya memberikan diagnosis yang tepat terhadap pasien yang datang. Hal tersebut merupakan komitmen RS untuk memberikan penanganan yang terbaik bagi pasien yang datang. “Pasien yang datang harus segera didapatkan diagnosis penyakitnya dengan tepat itu hanya di Normah,” katanya.

Muchlis bercerita pelayanan terbaik yang diberikan Normah Medical Specialist Center kepada pasien-pasien dari Indonesia bukan tanpa alasan. Pada 2014 lalu dirinya sempat mengajak perawat dan pejabat Normah untuk berkunjung ke beberapa daerah di Kalimantan Barat, bahkan sampai ke Kabupaten Kapuas Hulu.

Dari pengalaman itu, ketika melalui jalan yang masih belum baik, pihak RS merasa perjuangan pasien Indonesia untuk brobat ke Normah memang sangat besar. Itu pula yang kemudian mendorong pihak manajemen RS akan selalu memberikan pelayanan terbaik bagi pasien yang datang dari Indonesia. “Setelah mereka datang ke Kalbar maka mereka berkata ketika masyarakat Kalbar datang ke Normah maka harusbetul-betul dihargai,” katanya. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Dua Desa di Kabupaten Kapuas Hulu Dilanda Gempa

Kamis, 21 Maret 2024 | 22:06 WIB
X