Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji menyoroti antrean pasar murah minyak goreng (migor) yang terjadi di Kota Pontianak, Kamis (10/3) pagi. Ia memastikan kebutuhan migor di provinsi ini tercukupi. Untuk itu pihaknya akan memastikan persoalan migor bisa tuntas sebelum ramadan.
Midji sapaan karibnya mengingatkan masyarakat tidak perlu panik, hingga harus datang membludak membeli migor dan mengabaikan protokol kesehatan (prokes). Ia menyebutkan kapasitas produksi di Kalbar, hanya dari satu perusahaan saja, saat ini bisa menghasilkan 15 ribu ton migor perbulan. Sedangkan kebutuhan Kalbar sendiri hanya berkisar antara empat ribu sampai lima ribu ton per bulan. “Saya minta masyarakat jangan antre, sampai bagaimana gitu, jangan sampai minyak (hanya) dapat satu liter, terjangkit Covid-19,” tegasnya.
Untuk itu ia meminta pemerintah daerah se-Kalbar rutin memantau di lapangan. Mulai dari bupati dan wali kota, hingga kepala dinas perdagangan baik provinsi maupun kabupaten/kota, diminta ikut memantau, agar migor selalu tersedia di pasaran.
“Saya minta produsen migor untuk lebih mendahulukan Kalbar. Kemudian distributor lempar ke pasar semua cadangan minyak yang ada. Termasuk supermarket dan minimarket, jangan menjatah penjualan setiap hari, seberapa ada gelontorkan ke pasar,” pintanya.
Untuk kebutuhan selanjutnya, ia meminta produsen segera memenuhi kebutuhan penjualan di minimarket dan supermarket. Diharapkan dalam waktu satu minggu ini, semua sudah bisa kembali normal. “Tapi saya beri target sebelum puasa, sudah harus, tidak ada lagi cerita antre-antre minyak goreng,” ucapnya.
Orang nomor satu di Kalbar itu kembali mengimbau masyarakat agar tidak panik. Antrean-antrean migor yang membludak hingga mengabaikan prokes jangan sampai terulang. Karena kondisi pandemi Covid-19 menurutnya belum berakhir. Sehingga jangan sampai antrean masyarakat justru menjadi kluster-kluster penularan baru.
“Jangan dikira Covid-19 sudah aman, belum, terutama yang belum vaksin segera divaksin. Insyallah puasa ada minyak goreng, jangan sampai ada yang coba-coba nimbun. Jika ada yang jual di atas harga eceran tertinggi (HET), saya minta Pak Kapolsek, Kapolres dan Kapolda tindak saja,” pungkasnya. (bar)