Di Kalbar, Bencana Alam Datang Hampir Tiap Bulan, Sembilan Jiwa Melayang Sepanjang 2021

- Senin, 3 Januari 2022 | 10:15 WIB
BANJIR TERPARAH: Sejumlah warga melewati Jalan Lintas Melawi yang terendam banjir sejak 24 Oktober hingga akhir November 2021. Banjir di Sintang ini disebut-sebut sebagai banjir yang terparah sejak tahun 1960-an. Selama 2021, bencana tak henti-hentinya melanda Kalbar.
BANJIR TERPARAH: Sejumlah warga melewati Jalan Lintas Melawi yang terendam banjir sejak 24 Oktober hingga akhir November 2021. Banjir di Sintang ini disebut-sebut sebagai banjir yang terparah sejak tahun 1960-an. Selama 2021, bencana tak henti-hentinya melanda Kalbar.

Hampir setiap bulan di sepanjang tahun 2021 bencana alam terus melanda berbagai daerah di Kalimantan Barat. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, total ada 54 bencana yang terjadi mulai 1 Januari-13 Desember 2021. Sebagian besar berupa banjir, puting beliung dan tanah longsor (batingsor).

Pada Januari 2021 misalnya, total kejadian bencana yang terjadi di provinsi ini ada di 22 tempat. Gelombang ekstrem, abrasi dan banjir terjadi di Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas tepat pada 1 Januari 2021. Selain itu, di bulan yang sama juga terjadi bencana batingsor di Kabupaten Sanggau, Landak, Bengkayang, Kayong Utara dan Ketapang.

Selanjutnya memasuki Februari, ada empat kejadian batingsor. Lokasinya tersebar di tiga daerah, mulai dari Kabupaten Sanggau, Bengkayang dan Kota Singkawang. Lalu di bulan Maret ada tiga kejadian bencana yakni puting beliung di Sekadau pada 2 Maret, tanah longsor di Sekadau pada 19 Maret dan banjir di Kapuas Hulu pada 27 Maret.

Memasuki April, bencana terjadi di dua daerah. Pertama, bencana di Sekadau berupa angin kencang pada 11 April. Kedua, banjir di Sekadau pada 18 April. Kemudian di bulan Mei, ada empat kejadian bencana di Kalbar. Pada 12 Mei, ada angin kencang, banjir dan tanah longsor di Bengkayang. Di tanggal yang sama juga terjadi banjir bandang di Sanggau. Lalu pada 13 Mei ada bencana banjir di Kabupaten Kapuas Hulu dan 19 Mei juga terjadi banjir di Kabupaten Kapuas Hulu.

Sementara pada bulan Juni hanya terjadi satu bencana alam banjir di Kabupaten Kapuas Hulu, tepatnya pada tanggal 20 Juni. Namun ketika memasuki bulan Juli, kembali banyak terjadi bencana. Ada 19 bencana batingsor terjadi sepanjang bulan tersebut. Lokasinya pun tersebar di beberapa daerah, seperti Kabupaten Landak, Kapuas Hulu, Bengkayang, Kayong Utara, Kubu Raya, Melawi, Sintang, Ketapang dan Mempawah. Ketika masuk di bulan Agustus, bencana mulai mereda. Dimana hanya ada dua kejadian bencana banjir yang terjadi, yakni di Kapuas Hulu pada 19 Agustus dan di Sanggau pada 25 Agustus.

Di bulan September banjir kembali terjadi di tiga kabupaten. Pertama di Kabupaten Melawi pada 2 September. Banjir yang melanda Melawi saat itu cukup luas dengan berdampak ke lima kecamatan, antara lain Kecamatan Nanga Pinoh, Pinoh Utara, Belimbing, Ella Hilir dan Sayan.

Di bulan yang sama banjir juga terjadi di Kabupaten Ketapang. Akan tetapi hanya melanda satu kecamatan dan enam desa. Sedangkan daerah ketiga yang dilanda banjir pada bulan September adalah Kabupaten Sintang, melanda satu kecamatan dan satu desa terjadi pada 16 September.

Berikutnya yang paling parah banjir kembali melanda di bulan Oktober. Pada 1 Oktober ada tanah longsor yang tercatat melanda Kabupaten Melawi tepatnya di Kecamatan Menujung. Lalu pada 2 Oktober banjir melanda Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu. Di Sintang ada 10 kecamatan yang terdampak sementara di Kapuas Hulu juga ada 10 kecamatan terdampak.

Tak sampai di situ, pada 7 Oktober terjadi tanah longsor di Kabupaten Bengkayang. Juga 10 Oktober ada tanah longsor di Kabupaten Melawi. Dan pada 16 Oktober terjadi angin kencang di Kabupaten Sanggau.

Pada 22 Oktober banjir besar mulai melanda Kabupaten Kapuas Hulu terlebih dahulu. Ada tujuh kecamatan dan puluhan desa yang terdampak saat itu. Menyusul kemudian Kabupaten Sintang pada 24 Oktober, melanda 12 kecamatan dan puluhan desa. Di tanggal yang sama banjir juga melanda Kabupaten Melawi dan Sekadau. Di Melawi ada satu kecamatan dan lima desa terdampak sedangkan di Sekadau ada empat kecamatan dan puluhan desa terdampak.

Banjir yang dikabarkan terparah sejak puluhan tahun lalu melanda daerah hulu Kalbar itu juga terjadi di Kabupaten Sanggau. Tepatnya pada 27 Oktober dengan enam kecamatan terdampak. Tak hanya itu, pada 31 Oktober banjir juga melanda Kabupaten Ketapang, melanda tiga kecamatan dan belasan desa.

Memasuki bulan November banjir belum juga reda. Di Kabupaten Melawi tepatnya pada 4 November banjir melanda di 11 kecamatan. Di bulan yang sama tepatnya pada 9 November banjir juga terjadi di Kabupaten Bengkayang. Tepatnya di Kecamatan Siding, Desa Hli Buei. Dan yang terakhir pada 23 November terjadi tanah longsor juga di Kabupaten Bengkayang. Lokasinya di Kecamatan Teriak, Desa Ampar Benteng.

Akibat bencana yang terjadi sepanjang tahun di Kalbar itu total ada sembilan korban jiwa atau meninggal dunia. Satu orang korban bencana tanah longsor dan delapan orang merupakan korban bencana banjir. Sementara ada 10 kejadian bencana yang terparah higga dikeluarkan Surat Keputusan (SK) tanggap darurat.(bar)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB

Polres Sintang Cegah Praktik Kecurangan di SPBU

Selasa, 9 April 2024 | 09:27 WIB

Ismail Jadi Pj Bupati Mempawah, Gantikan Herlina

Minggu, 7 April 2024 | 11:15 WIB
X