DUHHH...!! Sampah Luar Negeri di Sarang Penyu, Kerap Dibersihkan Tapi Terus Berdatangan

- Senin, 20 Desember 2021 | 13:58 WIB
KUMPULKAN SAMPAH: Anggota Pokmaswas Kambau Borneo sedang mengumpulkan sampah plastik yang mencemari pantai peneluruan penyu di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Sampah-sampah plastik tersebut berlabel berbagai negara. ISTIMEWA
KUMPULKAN SAMPAH: Anggota Pokmaswas Kambau Borneo sedang mengumpulkan sampah plastik yang mencemari pantai peneluruan penyu di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Sampah-sampah plastik tersebut berlabel berbagai negara. ISTIMEWA

Sejumlah sampah botol plastik dari berbagai negara berserakan dan mencemari pantai peneluran penyu, di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Akibatnya, sampah-sampah tersebut mengganggu aktivitas penyu bertelur.

 

Pantai Paloh merupakan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Dengan panjang pantai 63 km. Sejak 2020, kawasan ini resmi ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan daerah (KKPD) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KP No.93/2020 tanggal 20 September 2020 untuk memperkuat Peraturan Daerah No.1/2019 tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kalbar. 

Sampah plastik yang terdampar dan berserakan di pantai peneluran ini, berdampak pada penyu-penyu yang akan membuat sarang. Diberitakan pontianakpost.co.id, Jefri dan, anggota Pokmaswas Kambau Borneo mengatakan, sejak sebulan terkahir,khususnya di bulan Desember,  sampah plastik, terutama botol bekas kemasan air minum, terlihat berserakan di sepanjang pantai.

Dirinya bersama anggota pokmaswas lainnya pun harus memungut dan mengumpulkan satu persatu sampah tersebut. Meskipun sudah dibersihkan, namun sampah tersebut terus berdatangan. Sudah sebulan ini, sampah-sampah itu terdampar di pantai. Ini mengganggu aktivitas penyu bertelur,” katanya. Berdasarkan pendataan, lanjut Jefri, botol plastik tersebut bukan produksi Indonesa, melainkan berlabel negara lain, seperti Thailand, Malaysia, Filipina, China, dan Jepang.

Untuk itu dirinya berharap, ada solusi dari pemerintah setempat, agar ratusan ekor penyu yang setiap tahun datang untuk bertelur, dapat kembali mendarat dan berkembang biak di kawasan konservasi pantai Paloh, Kabupaten Sambas. 

Koordinator Konservasi Spesies Laut WWF-Indonesia, drh. Dwi Suprapti mengatakan, fenomena tercemarnya pantai peneluran penyu oleh sampah plastik biasanya terjadi pada akhir tahun atau bulan Desember. Di mana kondisi air laut pasang.

Dikatakan Dwi, keberadaan sampah plastik tersebut, tidak saja menagganggu aktivitas penyu dewasa yang akan membuat sarang atau bertelur. Tetapi, sampah pantai yang tidak dibersihkan berpotensi terbawa kembali oleh air laut dan terombang ambing di lautan hingga menyamarkan makanan bagi tukik (bayi penyu).

“Dampaknya tidak hanya pada penyu dewasa yang akan bertelur atau membuat sarang, tetapi juga berdampak buruk bagi bayi tukik yang belajar belajar makan dan menduga sampah plastik adalah ubur-ubur atau makanan terapung,” kata Dwi. Sehingga, lanjut Dwi, seringkali tukik dijumpai mati. Setelah dinekropsi, dijumpai sejumlah sampah plastik di lambungnya.

Sementara itu, Hendro Susanto, Koordinator Bentang Laut Kalimantan Program Kelautan dan Perikanan WWF-Indonesia mengatakan, dalam upaya pengelolaan sampah yang mencemari pantai peneluran penyu, pihaknya bersama kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas), melakukan aksi pengumpulan sampah-sampah tersebut.

“Kami memiliki program atau skema untuk mengatasi sampah plastik ini. yakni, dengan mencacah lalu menjual ke pengepul atau dengan membuat kerajinan tangan. Namun sayangnya kedua skema ini belum maksimal karena terkendala volume dan kondisi sampah itu sendiri,” kata Hendro. Menurut Hendro, volume sampah plastik, khususnya botol bekas kemasan air minum, yang dikumpulkan selama setahun bisa mencapai 200 kg. “Itu baru sampah plastik berupa botol. Belum lagi sampah atau limbah lainnya,” pungkasnya. (arf)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB
X