Krisis Kontainer Juga Landa Kalbar, Eksportir Antre Enam Bulan

- Rabu, 8 Desember 2021 | 13:08 WIB
KONTAINER: Krisis kapal kontainer sejak awal tahun ini masih berlangsung. Krisis tersebut tak hanya dikeluhkan pengusaha ekspedisi namun juga berimbas kepada sektor lainnya. Container News
KONTAINER: Krisis kapal kontainer sejak awal tahun ini masih berlangsung. Krisis tersebut tak hanya dikeluhkan pengusaha ekspedisi namun juga berimbas kepada sektor lainnya. Container News

Krisis kapal kontainer sejak awal tahun ini masih berlangsung. Krisis tersebut tak hanya dikeluhkan pengusaha ekspedisi namun juga berimbas kepada sektor lainnya. Ketua Konsorsium Kratom, Yosef menyebutkan, banjir pengiriman kratom ke negara tujuan sudah terhambat lantaran kapal kontainer yang langka.

Kelangkaan ini terjadi di seluruh dunia. “Sejak awal tahun ini ekspor kita terhambat kelangkaan kontainer dan kapal pengangkut. Kami para pemain kratom sudah enam bulan antre kapal tetapi belum dapat-dapat,” sebutnya.

Saat ini para eksportir kratom dari Kalbar hanya mengandalkan pengiriman via parcel alias partai kecil. “Jadi pengiriman hanya mengandalkan parcel via Pos Indonesia saja sehingga harga distribusinya akan mahal kalau mengirim dalam jumlah banyak. Tentu ini memperbesar cost kami,” ujarnya dilansir pontianakpost.co.id.

Masalah kelangkaan kontainer juga menjadi atensi pemerintah pusat. Kementerian Perdagangan menyebut kondisi pandemi virus corona menghambat logistik internasional. Kegiatan ekspor impor menjadi ikut terpengaruh. Penjadwalan logistik terganggu. Banyak kontainer yang tertumpuk di pelabuhan besar internasional. Ujung-ujungnya terjadi kelangkaan kontainer di sejumlah wilayah.  Pada masa awal pandemi Covid-19 juga sempat terjadi kelangkaan kontainer akibat ditutupnya akses sejumlah negara (lockdown).

Presiden Jokowi sebelumnya sudah menyinggung masalah ini. Menurut Jokowi, kelangkaan kontainer tidak bisa diartikan secara harfiah. Kondisi ini dapat dipahami sebagai imbas dari aktivitas ekspor-impor banyak negara yang turun sehingga jadwal kapal angkut semakin sedikit. Akibatnya, pengusaha sulit mendapat ruang kontainer dan membuat harga ongkos angkut melambung untuk tujuan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.

Masalah ini dinilai sebagai persoalan global yang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah. Terlebih shipping line antarbenua ini dikuasai segelintir perusahaan asing sehingga Indonesia hanya menjadi pengguna saja. Kementerian Perdagangan telah berupaya mengatasi persoalan ini dengan menjalin kerja sama dengan banyak pihak, seperti Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia, serta operator pelayaran jalur utama (main line operator/MLO).  Kemendag dan Kadin juga telah beberapa kali mengadakan pertemuan untuk menjembatani adanya solusi.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan pandemi Covid-19 telah mengganggu sistem rantai pasok global. Dampaknya tidak hanya kepada negara-negara kecil, namun juga negara-negara besar.

Terganggunya rantai pasok, lanjut Erick, juga menyebabkan terganggunya ketersediaan kontainer, sehingga Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengambil inisiasi dengan memutuskan impor salah satu komoditas dengan menggunakan kontainer agar Indonesia memiliki stok kontainer yang cukup.(pontianakpost)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB

Polres Sintang Cegah Praktik Kecurangan di SPBU

Selasa, 9 April 2024 | 09:27 WIB

Ismail Jadi Pj Bupati Mempawah, Gantikan Herlina

Minggu, 7 April 2024 | 11:15 WIB
X