Sintang Banjir, Rendam 12 Kecamatan, Lima Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terdampak

- Selasa, 26 Oktober 2021 | 14:16 WIB
TERGENANG BANJIR: Kondisi banjir yang menggenangi Sintang karena kiriman dari perhuluan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi, Senin (25/10). (Istimewa)
TERGENANG BANJIR: Kondisi banjir yang menggenangi Sintang karena kiriman dari perhuluan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi, Senin (25/10). (Istimewa)

Untuk ke sekian kali, bencana banjir melanda Sintang. Banjir yang terjadi sejak 24 Oktober ini menjadi yang terparah di tahun 2021. Tercatat 12 dari 14 kecamatan di Bumi Senentang tergenang. Hanya Kecamatan Kayan Hulu dan Ketungau Hulu yang tidak terimbas air kiriman dari perhuluan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi.

Data sementara yang dikumpulkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, hampir 22 ribu kepala keluarga terdampak. Di Kecamatan Serawai, satu jembatan gantung dan satu jembatan biasa rusak. Sementara di Kecamatan Ambalau, ada tiga jembatan yang rusak.

Kecamatan Sintang menjadi penyumbang terbanyak jumlah warga yang terdampak, dengan total 3.626 kepala keluarga. Belum diketahui total kerugian akibat banjir ini. Namun dapat dipastikan bahwa bencana tersebut menghambat sejumlah aktivitas ekonomi. Pelaksana Harian (Plh) Bupati Sintang, Yosepha Hasnah mengatakan ada potensi tinggi muka air akan meningkat. Berarti juga ada potensi luasan banjir akan bertambah. Karena di kabupaten di perhuluan sungai yang melewati Sintang seperti Kapuas Hulu dan Melawi masih turun hujan. “Potensi air naik semakin kuat. Karena ada hujan di perhuluan sungai seperti di Kapuas Hulu,” ujarnya.

Merespon hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang sudah melakukan rapat koordinasi tanggap bencana banjir bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi terkait. Masyarakat yang perlu diungsikan pun sedang didata. Lokasi pengungsian juga sudah disiapkan. “Kami akan mendata masyarakat yang terdampak banjir dan harus segera diungsikan. Tempat pengungsian sudah kita siapkan. Ada di SD, SMP, lokasi masjid dan beberapa fasum (fasilitas umum) kita siapkan,” ujarnya. Dia meminta masyarakat agar segera ke tempat yang sudah disediakan.

Dia juga mengatakan Pemkab Sintang akan segera membentuk posko tanggap darurat yang akan diserahkan tanggung jawabnya pada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sintang dan BPBD Kabupaten Sintang. Mulai Senin (25/10), bantuan bahan kebutuhan pokok disalurkan pada warga terdampak banjir. “Dinas kesehatan juga menyiapkan posko untuk layanan kesehatan masyarakat. Intinya Pemda Sintang siap menangani masyarakat terdampak banjir,” katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar mengungsikan harta bendanya ke tempat yang aman dari genangan banjir. Kepada para orang tua diharapkan agar mengawasi anak-anak yang bermain di tengah banjir untuk menghindari tersengat listrik atau terbawa arus. “Ungsikan kendaraan ke tempat lebih tinggi. Kami juga siapkan tempat parkir yang lebih tinggi. Jangan menunggu banjir yang lebih parah baru mengungsi. Anak-anak supaya tidak bermain di bantaran sungai karena rawan aliran listrik,” tegasnya.

Sementara itu, Kepolisian Resor (Polres) Sintang juga berpatroli di tengah banjir ini sembari memberikan imbauan kepada masyarakat. Di Kecamatan Sintang sendiri, menurut Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sintang, AKBP Ventie Bernard Musak melalui Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubbag Humas) Polres Sintang, Iptu Sujiono, total ada 11 titik jalan utama yang tergenang. Akibatnya arus lalu lintas terhambat.

“Patroli ini guna mengantisipasi kejadian tak diinginkan. Adapun hal-hal yang perlu diantisipasi selama banjir yang terutama adalah keselamatan jiwa, khususnya anak-anak kita yang suka bermain di genangan air. Jangan sampai lepas dari pengawasan orang tua sehingga ini dikhawatirkan dapat menimbulkan korban jiwa,” pungkasnya.

Sejak Juli 2021 hingga sekarang, hampir setiap bulan kecuali Agustus, wilayah Kabupaten Sintang tergenang banjir. Mulai dari ketinggian satu sampai enam meter. Total ribuan jiwa terdampak dan mengungsi. Sejumlah infrastruktur fisik rusak.

Banjir yang terjadi pada 14-16 Juli merendam empat kecamatan. Sebanyak 751 kepala keluarga terdampak dan 377 jiwa di antaranya mengungsi. Pada pertengahan September, banjir kembali terjadi. Tepatnya di Kecamatan Dedai. Dengan luasan dan tinggi muka air yang lebih rendah dari sebelumnya. Sedangkan pada Oktober, terjadi dua kali banjir. Pada banjir yang terjadi di minggu pertama, ada 10 kecamatan terdampak. Sekitar delapan ribu rumah terendam.Banjir yang terakhir mulai 24 Oktober adalah yang terparah. (ris)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB
X