WADUH..!! Banjir di Melawi, Dua Warga Tewas

- Senin, 25 Oktober 2021 | 16:16 WIB
LAKUKAN PENCARIAN: Tim gabungan dari unsur Basarnas, TNI, Polri, Satpol-PP, dan masyarakat saat akan berupaya melakukan pencarian GS di aliran Sungai Pinoh, Sabtu (23/10). (ISTIMEWA/PONTIANAK POST)
LAKUKAN PENCARIAN: Tim gabungan dari unsur Basarnas, TNI, Polri, Satpol-PP, dan masyarakat saat akan berupaya melakukan pencarian GS di aliran Sungai Pinoh, Sabtu (23/10). (ISTIMEWA/PONTIANAK POST)

Banjir akibat luapan air Sungai Melawi memakan korban jiwa. Dua korban, yakni bayi usia sebelas bulan dan anak usia sembilan tahun tenggelam akibat bencana alam ini, Minggu (24/10).

Korban pertama adalah MRN, bayi yang masih berusia sebelas bulan asal Desa Baru, Kecamatan Nanga Pinoh, Melawi. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Melawi AKBP Sigit Eliyanto Nurharjanto mengatakan, kejadian itu bermula saat korban bersama ibunya berada di dapur. Usai menyusui MRN, ibunya meninggalkannya di dapur untuk menuju ke kamar. Saat itu abang dari MRN sedang bermain di pelataran dapur.

“Tak lama kemudian, korban jatuh dan hilang di pelataran dapur dan abang korban memberitahukan kepada ibu korban bahwa korban jatuh di pelataran yang sedang tergenang banjir,” jelas Sigit. Menurut keterangan sejumlah saksi, banjir telah menggenangi rumah orang tua MRN pada Sabtu (23/10) sekitar pukul 12.30. Orang tua korban melaporkan kejadian tersebut pada warga sekitar. Setelah dilakukan pencarian, MRN pun ditemukan tak jauh dari rumah korban. “Korban ditemukan warga di lokasi banjir,” kata Sigit.

Setelah ditemukan, korban segera dibawa ke Rumah Sakit Citra Husada. Korban sempat mendapat perawatan. Namun nyawa korban tidak tertolong. “Korban dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 16.00. Setelah dibawa pulang jenazah korban langsung dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Baru, Kecamatan Nanga Pinoh,” jelasnya.

Sementara itu di hari yang sama, kejadian serupa juga terjadi. Korbannya berinisial GS, berusia sembilan tahun. Asal Desa Labai Mandiri, Kecamatan Nanga Pinoh. Kejadian nahas yang dialami GS diperkirakan terjadi pada pukul 10.30.

Kejadian bermula saat GS bersama temannya memanjat pohon buah yang ada di tepi sungai. Namun saat memanjat, kaki korban salah memilih pijakan. Dahan rapuh yang dipijaknya pun patah dan GS pun kehilangan keseimbangan hingga jatuh ke sungai. Kondisi permukaan air sungai sedang meninggi dan arus air cukup deras.

Menurut keterangan saksi yang merupakan teman korban yang juga berada di lokasi kejadian, sebelum jatuh ke sungai, kepala GS sempat tertimpa dahan pohon. Korban pun akhirnya jatuh ke sungai dan terbawa arus. “Selanjutnya saksi memberitahukan kepada orang tua korban mengenai kejadian tersebut. Kemudian orang tua korban bersama warga setempat melakukan pencarian di wilayah Sungai Pinoh,” ucap Perwira Urusan Hubungan Masyarakat (Paur Humas) Polres Melawi, Bripka Arbain.

Personel dari Badan SAR Nasional (Basarnas) Kabupaten Sintang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Melawi, Komando Rayon Militer (Koramil) Nanga Pinoh, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Melawi dan Kepolisian Sektor (Polsek) Nanga Pinoh pun turun untuk melakukan pencarian. Dari pukul 16.40 hingga malam hari dilakukan pencarian, GS tak ditemukan.

Akhirnya pada Minggu (24/10) sekitar pukul 12.10, GS pun ditemukan. Namun saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan tak bernyawa, serta tersangkut di pohon yang berada di bawah air dengan kedalaman 5-6 meter.

“Adapun posisi korban ditemukan tidak jauh dari dari pohon tempat korban jatuh. Kurang lebih 20 meter. Adapun korban tersangkut di kayu dengan kedalaman sungai kurang lebih 5-6 meter dengan kondisi korban telah meninggal dunia,” jelasnya. Merujuk data dari BPBD Kabupaten Melawi, ada beberapa kecamatan di Kabupaten Melawi yang terdampak banjir. Di antaranya Kecamatan Nanga Pinoh, Menukung, Belimbing, dan Pinoh Utara.

Berkaca pada kejadian nahas yang menyebabkan timbulnya korban jiwa itu, Kepala BPBD Kabupaten Melawi Syafarudin pun mengimbau kepada masyarakat yang berada di daerah yang terdampak banjir agar selalu waspada. Seperti mengamankan harta benda ke tempat aman. Serta diharapkan orang tua selalu mengawasi aktivitas anaknya. “Agar masyarakat waspada menjaga keluarga dan harta benda,” katanya.

Jika membutuhkan bantuan saat keadaan darurat atau kesulitan, ia pun meminta agar masyarakat atau perangkat desa melaporkan kepada aparat maupun instansi pemerintahan terkait. “Jangan sungkan-sungkan minta bantu aparat pemerintah, TNI, Polri maupun ASN Pemda yang siap membantu masyarakat,” pungkasnya. (ris)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X