Atasi Krisis Listrik, Batan Garap Studi Tapak PLTN di Kalbar

- Jumat, 10 September 2021 | 10:51 WIB
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Istimewa)
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Istimewa)

JAKARTA – Pemprov Kalimantan Barat (Kalbar) berkeinginan bangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Keberadaan PLTN diharapkan mengatasi krisis listrik di sana. Selama ini mereka impor listrik dari Malaysia. Organisasi Riset Tenaga Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyambutnya dengan menggelar kaji tapak di Kabupaten Bengkayang, Kalbar.

Perekayasa Utama Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Dhandhang Purwadi mengatakan studi tapak tersebut diharapkan selesai pada 2024. ’’Hasil studi tapaknya nanti bisa mendukung apa tidak (dibangun PLTN, Red),’’ katanya di komplek Puspiptek, Serpong (8/9).

Dhandhang menegaskan Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN yang sebelumnya bernama Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional) hanya melakukan kajian atau studi saja. Mereka tidak sampai pada proses membangun PLTN. Nantinya pembangunan PLTN bisa dilakukan oleh perusahaan milik negara, swasta, atau gabungan keduanya.

Dia menjelaskan studi tapak sangat penting dalam perencanaan pembangunan PLTN. Sebab banyak hal detail yang dikaji di dalamnya. Diantaranya adalah terkait potensi bencana alam, arah angin yang bisa membawa resiko radiasi, berapa radius masyarakat yang harus dievakuasi ketika ada kondisi darurat, dan lainnya. Proses kaji tapak ini butuh biaya besar. Sehingga bisa menjadi insentif tersendiri dari pemerintah kepada perusahaan yang berminat membangun PLTN. Sebab mereka tidak perlu keluar uang untuk menjalankan studi tapak.

Dhandhang mengatakan ini bukan kali pertama mereka melakukan studi tapak titik pembangunan PLTN. Studi tapak pertama kali dilakukan di Muria, Jepara, Jawa Tengah. Kemudian dilakukan studi tapak di sebuah pulau kecil di wilayah Provinsi Banten. Selain itu juga pernah dilakukan studi tapak PLTN di Bangka Belitung. Tepatnya di Kabupaten Bangka Selatan. ’’Jadi sudah komplit. Mau bangun PLTN di Jawa atau pulau lain sudah ada studi tapaknya,’’ katanya.

Plt Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Agus Sumaryanto mengatakan keberadaan PLTN memang bisa mengatasi persoalan listrik di Kalbar. Dia mengatakan saat ini elektrifikasi di Provinsi Kalbar merupakan terendah nomor dua di Indonesia. ’’Bahkan mereka sampai impor (listrik). Kemudian industri di sana juga terus tumbuh,’’ tuturnya.

Agus mengatakan ke depan nuklir tidak menjadi satu-satunya sumber energi baru dan terbarukan (EBT). Tetapi menjadi pendukung atau penyempurna sumber EBT lainnya. Misalnya sumber energi surya terbatas hanya saat ada matahari. Nah ketika tidak ada sumber energi matahari, bisa dipasok dari PLTN. (wan)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X