Perjuangan Anak Kepulauan Riau Meraih Sarjana, Lebih Dekat Kuliah di Kalbar, Kapal Pelni Jadi Andalan

- Selasa, 31 Agustus 2021 | 11:56 WIB
MENGAJAR: Tolhah, seorang guru honorer saat mengajar di SMA Negeri 1 Serasan Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, belum lama ini. ISTIMEWA
MENGAJAR: Tolhah, seorang guru honorer saat mengajar di SMA Negeri 1 Serasan Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, belum lama ini. ISTIMEWA

Mayoritas warga pulau yang tinggal di wilayah Kepulauan Riau memilih melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Kalimantan Barat. Jarak yang lebih dekat dan biaya yang murah, jadi alasannya. Mereka mengandalkan kapal laut Pelni sebagai moda transportasi. 

IDIL AQSA AKBARY, Pontianak

Tolhah masih setengah percaya, impiannya menjadi seorang guru akhirnya tercapai. Sambil senyum-senyum, matanya menerawang jauh, mengingat masa-masa sulit ketika menjadi mahasiswa pada 2014 hingga 2018 lalu. Pria 25 tahun itu bersyukur, semua bisa dilalui dengan baik.

“Kalau dipikir-pikir memang berat, tapi alhamdulillah cita-cita saya dari kecil ingin jadi pengajar tercapai, walaupun masih honorer,” katanya saat ditemui di rumahnya, di Pulau Serasan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, belum lama ini.

Bagi Tolhah yang tinggal di daerah Tertinggal, Terpencil, Terdepan dan daerah Perbatasan (T3P), tak banyak pilihan pekerjaan yang bisa dipilih. Sebagian besar warga di sana hidup dari mata pencaharian sebagai nelayan dan petani, termasuk kedua orang tuanya.

Sementara keinginannya menjadi guru mulai tumbuh saat ia tahu jumlah guru di daerahnya sedikit. “Waktu SMP, sekitar umur 14 tahun, saya baru sadar ternyata guru di daerah ini orangnya tak banyak. Padahal pendidikan penting, makanya saya ingin sekali jadi guru,” ujarnya.

Akan tetapi, untuk bisa menjadi guru, bukan hal mudah. Lulus SMA tahun 2014, Tolhah sempat kebingungan untuk melanjutkan pendidikan. Selain memikirkan biaya, tujuan untuk kuliah juga jauh. Jika ke ibu kota provinsi di Tanjung Pinang misalnya, butuh waktu tempuh dua hari menggunakan kapal laut.

Yang lebih dekat justru ke Kota Pontianak, Kalbar. Sama-sama menggunakan kapal laut, tapi hanya butuh waktu satu hari saja. Itulah mengapa banyak warga di Kepulauan Natuna memilih untuk melanjutkan kuliah ke Kalbar.

Dengan modal keyakinan yang kuat, Tolhah akhirnya memutuskan kuliah di Pontianak. Ia mendaftar ke Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Pontianak, jurusan pendidikan geografi. Bermodal uang saku dari orang tua yang tidak banyak, bungsu dari tujuh bersaudara itu harus pandai-pandai berhemat di tanah rantau.

Empat tahun menempuh pendidikan di pulau seberang, ia merasa sangat terbantu dengan adanya layanan kapal perintis dari Pelni. Perjalanan seharian di laut yang awalnya dirasa melelahkan, lama kelamaan menjadi biasa. Selain paling dekat, biaya menggunakan Pelni juga paling murah.

Karena itu, ia lebih sering menggunakan kapal Pelni ketika mudik atau kembali ke Pontianak. “Biasanya menggunakan KM Sabuk Nusantara atau Bukit Raya milik Pelni, lumayan murah biaya sekitar Rp180 ribu. Cocok lah untuk mahasiswa, jadi hemat biaya,” ujarnya.

Begitu masuk kuliah, tekadnya memang bagaimana harus bisa cepat lulus. Ia tak ingin terlalu lama membebani orang tuanya. Sesuai rencana, Tolhah akhirnya bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. Lulus di tahun 2018, ia langsung pulang kampung. Dan di tahun yang sama, ia diterima menjadi honorer komite di SMA Negeri 1 Serasan Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Setahun kemudian, masih di sekolah yang sama, pria ramah itu diangkat sebagai guru honorer oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Ia merasa sangat senang cita-citanya menjadi guru bisa tercapai. Sejak 2019 hingga saat ini ia terus mendedikasikan diri, mengajar anak-anak pulau di kampung halamannya.

“Alhamdulillah senang bisa menjadi honorer pemerintah provinsi dan bisa membanggakan kedua orang tua,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB
X