Colok Bongkahan Tanah, Ternyata Sarang Tawon, Disengat, Pria Ini Akhirnya Meninggal

- Sabtu, 21 Agustus 2021 | 11:43 WIB
MENINGGAL: Suasana pemakaman Dja'far Arsyad (67) warga Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Parit Mayor, Pontianak Timur yang meninggal dunia setelah sempat disengat tawon, Jumat (20/8).  IDIL AQSA AKBARY/PONTIANAK POST
MENINGGAL: Suasana pemakaman Dja'far Arsyad (67) warga Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Parit Mayor, Pontianak Timur yang meninggal dunia setelah sempat disengat tawon, Jumat (20/8). IDIL AQSA AKBARY/PONTIANAK POST

 Seorang warga di Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Parit Mayor, Pontianak Timur (Pontim) meninggal dunia setelah sebelumnya sempat disengat tawon di rumahnya. Pria bernama Dja’far Arsyad itu mengembuskan napas terakhir di usia 67 tahun.

Anak kedua almarhum, Ridwan (41) bercerita, insiden terjadi sekitar pukul 10.00 sampai 11.00 siang, Kamis (19/8) di rumah orang tuanya. Kala itu Dja’far berniat membetulkan seng atap rumahnya yang sedikit rusak karena tertiup angin. Ketika berada di atas, ia melihat seperti ada bongkahan tanah yang di bagian luarnya ada bulu-bulu unggas seperti bulu ayam.

“Dia (almarhum) mengira mungkin ada hewan yang mati, lalu dicoloknya bongkahan tanah itu. Rupanya itu sarang tawon,” kata Ridwan ditemui usai pemakaman sang ayah, Jumat (20/9) sore.

Tawon dengan jumlah yang cukup banyak itu pun keluar dari sarangnya dan langsung menyerang sekujur tubuh Dja’far. Mulai dari kepala, badan, tangan dan kakinya hampir semuanya tersengat oleh tawon-tawon tersebut. Semua terjadi begitu cepat dan tanpa ada persiapan apapun untuk mengusir tawon-tawon itu.

Dja’far hanya bisa berteriak-teriak minta tolong. Sampai akhirnya, lanjut Ridwan, sang ayah ditolong oleh para tetangga. Usaha mengusir tawon dan menurunkan Dja’far dari atas rumah dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengasapi sarang tawon itu.

Setelah berhasil diturunkan, Dja’far langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Yarsi. “Masuk IGD, penanganan sesuai standar rumah sakit. Dilihat perkembangannya, perawat menanyakan mau menginap atau bagaimana, kami putuskan bawa pulang,” ceritanya.

Dari RS almarhum kemudian dibawa kembali ke rumah dan sampai sekitar pukul 18.00 sore. Kondisi Dja’far kala itu cukup kesakitan. Wajahnya bengkak numun masih bisa berkomunikasi atau berbicara kepada istri, anak dan keluarganya. “Ngobrol dalam satu hari itu (Kamis) masih bisa,” katanya.

Di hari yang sama, pihak keluarga juga sudah menghubungi petugas pemadam kebakaran untuk membersihkan sarang tawon tersebut. Malam sekitar pukul 20.30, sarang tersebut baru bisa selesai dibersihkan oleh petugas.

Sementara kondisi kesehatan Dja’far ternyata memburuk. Di hari kedua, Jumat (20/8) pagi, luka bekas sengatan tawon semakin membengkak. Mulai dari tangan, kaki dan muka. Karena Dja’far merasa tidak tahan menahan sakit, pihak keluarga kembali membawanya berobat.

“Kami bawa ke dokter praktik di Jalan Johar, sampai di sana disuntik, dikasih obat anti nyeri segala macam, sampai di rumah dia (almarhum) merasa napasnya sesak,” terangnya.

Setelah sampai di rumah,pulang dari dokter praktik, Ridwan masih sempat melayani sang ayah. Seperti memberi makan, mengantar buang air ke WCdan lain-lain. “Pas saya izin pulang sebentar mau ambil baju karena rumah saya di (jalan) 28 Oktober, tidak ada yang mengira almarhum sudah tidak bernapas, pas saya datang sudah tidak ada gerak lagi, tidak ada napas,” ungkapnya.

Ridwan pun kaget dan langsung memberitahu ibunya. Dan memang ternyata sang ayah saat itu sudah meninggal. Itu diperkirakan baru diketahui sekitar 30 menit dari almarhum mengembuskan napas terakhir.

Almarhum Dja’far wafat meninggalkan seorang istri, dua orang anak dan enam orang cucu. Sebelum kejadian, secara umum kondisi kesehatan Dja’far menurut Ridwan cukup sehat. Hanya mengalami penyakit-penyakit tua seperti demam. Sementara penyakit bawaan yang sudah ada sejak lama adalah asma. “Jadi bapak ini mengidap asma. Mungkin ini sudah jalannya, kami dan keluarga ikhlas dengan kepergian bapak,” pungkasnya.

Terpisah Ketua Indonesian Escorting Ambulance Pontianak-Kuburaya Muhammad Nurrulhaq mengatakan, ia bersama tim yang melakukan evakuasi terhadap sarang tawon di rumah Dja’far. Jenis tawon tersebut menurutnya adalah tawon tanah atau biasa disebut dengan tabuan. “Kurang lebih selama satu jam setengah kami evakuasidari persiapan hingga clear,” katanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB

Polres Sintang Cegah Praktik Kecurangan di SPBU

Selasa, 9 April 2024 | 09:27 WIB

Ismail Jadi Pj Bupati Mempawah, Gantikan Herlina

Minggu, 7 April 2024 | 11:15 WIB
X