Tak Hujan 14 Hari, Waspadai Datangnya Cuaca Ekstrem

- Kamis, 5 Agustus 2021 | 11:42 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Nanang Buchori, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem. Hal tersebut disebabkan terbentuknya awan Comulonimbus yang memungkinkan terjadinya petir, puting beliung, hingga hujan es.

Dia mengatakan, pantauan pada delapan stasiun pengamatan BMKG Kalbar, hingga saat ini menunjukkan masih rendahnya hujan yang terjadi di Kalbar. Pada Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman Ketapang, tercatat telah 14 hari tidak hujan. Beberapa wilayah lainnya hari tanpa hujan lebih pendek. “Sejak terjadinya hujan ekstrem di sebagian besar wilayah Kalbar 13-14 Juli 2021, tercatat belum ada lagi hujan lebat pada wilayah yang cukup luas,” katanya, (4/8) dilansir pontianakpost.co.id.

Dia menjelaskan, jumlah akumulasi titik panas harian di Kalbar tercatat terus mengalami peningkatan sejak 18 Juli 2021 hingga saat ini. Monitoring data akumulasi titik panas 3 Agustus 2021 menunjukkan titik panas banyak terjadi di Kabupaten Sanggau, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang dan Kabupaten Ketapang. 

“Diprakirakan potensi mudah hingga sangat mudah terjadi kebakaran hutan dan lahan masih akan berlangsung di beberapa wilayah di Kalbar hingga 7 Agustus 2021. Mulai 8 Agustus 2021 potensi karhutla di Kalbar dominan pada kategori aman,” jelasnya.

Nanang mengungkapkan, pola angin pada ketinggian 3.000 feet hari ini mengindikasikan potensi yang mendukung terbentuknya awan-awan hujan di Kalbar bagian barat dan utara.  Diprakirakan 4 Agustus 2021 berpotensi terjadi hujan secara tidak merata di tiap kabupaten dan kota di Kalbar. Pada 5 – 6 Agustus 2021 diprakirakan hujan masih berpotensi terjadi, namun juga masih belum merata.

“Diprakirakan terjadinya hujan di sebagian besar wilayah Kalbar pada 7 – 9 Agustus 2021. Di periode selanjutnya diprakirakan hujan masih akan terus terjadi di Kalbar,” ungkapnya.

Perlu diwaspadai setelah sekian lama tidak hujan dan banyaknya panas yang terjadi, akan mendukung proses konvektif yang kuat untuk pembentukan awan Cumulonimbus. Adanya awan Cumulonimbus ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan hujan yang disertai petir, angin kencang, putting beliung ataupun hujan es.

Masyarakat diimbau untuk senantiasa memperbarui informasi dari media-media BMKG untuk antisipasi potensi akan terjadinya cuaca ekstrem. Sehubungan diprakirakan hingga 7 Agustus 2021 masih berpotensi mudah hingga sangat mudah terjadi kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah Kalbar, maka masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktifitas pembakaran hutan dan lahan.

Sementara itu, diprakirakan periode puncak pasang air laut di sekitar Kota Pontianak akan terjadi mulai 7 Agustus 2021. Untuk Wilayah Kendawangan, Kabupaten Ketapang diprakirakan sudah mulai maksimum pada 6 Agustus 2021. Pasang maksimum ini diprakirakan masih akan berlangsung hingga 10 Agustus 2021, khususnya pada malam hari. 

“Masyarakat di pesisir barat Kalbar hendaknya mewaspadai potensi terjadinya genangan, karena pada periode tanggal 7 – 10 Agustus 2021 tersebut diprakirakan juga mulai berpotensi terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat,” paparnya. (afi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Dua Desa di Kabupaten Kapuas Hulu Dilanda Gempa

Kamis, 21 Maret 2024 | 22:06 WIB
X