RIBET..!! Impor Oksigen Terkendala Aturan, Harus Ada Rekomendasi BNPB

- Senin, 2 Agustus 2021 | 12:05 WIB
OKSIGEN MALAYSIA: ISO tank berisi oksigen impor dari Malaysia saat akan dikirim ke Pontianak melalui perbatasan Indonesia-Malaysia di Entikong. Upaya mendatangkan oksigen dari Malaysia ini harus mendapatkan rekomendasi dari BNPB. SHANDO SAFELA/PONTIANAK POST
OKSIGEN MALAYSIA: ISO tank berisi oksigen impor dari Malaysia saat akan dikirim ke Pontianak melalui perbatasan Indonesia-Malaysia di Entikong. Upaya mendatangkan oksigen dari Malaysia ini harus mendapatkan rekomendasi dari BNPB. SHANDO SAFELA/PONTIANAK POST

Kalimantan Barat (Kalbar) berhasil mengantisipasi kelangkaan oksigen untuk penanganan Covid-19 dengan cara impor dari negara Sarawak, Malaysia. Namun ketika sudah berjalan, ternyata ada aturan yang cukup merepotkan, karena setiap ISO tank yang membawa oksigen impor harus mendapat rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Nah ada masalah sedikit untuk impor (oksigen), (soal) impor Malaysia tidak masalah, hanya birokrasi kita (Indonesia) yang agak ini ya, karena setiap ISO tank yang keluar, masuk ke Indonesia harus ada rekomendasi dari BNPB,” ungkap Gubernur Kalbar Sutarmidji belum lama ini.

Diberitakan pontianakpost.co,.id, terkait hal ini Midji sapaan karibnya sudah menghubungi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Tujuannya agar diberikan kemudahan. Karena jika setiap ISO tank harus mendapat rekomendasi, maka hal itu akan merepotkan importir. 

“Walaupun (pengurusan) cukup secara online tapi kan prosedurnya agak inilah ya (lama),” katanya. Dirinya lantas mengusulkan ke Menko Perekonomian agar hanya cukup menggunakan satu rekomendasi saja untuk waktu satu bulan. Semisal perusahaan A mendapat rekomendasi satu bulan, sesuai kesepakatan dengan pihak pengimpor bisa mendapat kuota sebanyak 150 ton. “Jadi tidak setiap ISO tank (perlu rekomendasi), 150 ton itu artinya (bisa) 10 ISO tank,” tambahnya.

Jika mengikuti aturan yang sebenarnya, perusahaan yang mendapat kuota 10 ISO tank otomatis harus mengurus rekomendasi 10 kali. Midji meminta agar cukup per kuota per bulan sehingga pihak perusahaan tidak repot lagi. Apalagi kondisinya cukup darurat karena kebutuhan oksigen di Kalbar sampai saat ini masih sangat tinggi.

“Jadi saya sudah minta bantu Pak Airlangga, mudah-mudahan BNPB mau mengubah itu. Kalau tidak mau, ini importir malas juga dia,” terangnya. Apalagi kondisi saat ini untuk bisa mendapatkan suplai oksigen bukan hal yang gampang. Syukur-syukur lanjut Midji, pemerintah Malaysia mau membantu kebutuhan oksigen di masa darurat penanganan Covid-19 seperti saat ini.

“Kita itu (Kalbar) perlu (oksigen) tiga ribu tabung besar (enam meter kubik) untuk satu hari. Satu ISO tank itu isinya hanya bisa antara 1.800 (tabung), paling banyak dua ribu,” ujarnya. 

Maka dari itu, Kalbar masih perlu pasokan oksigen yang besar dan cepat untuk memenuhi kebutuan saat ini. Midji merasa prosedur dari pusat perlu dipermudah. Belum lagi soal angkutan impor oksigen yang perlu waktu sekitar 12 jam. “Dari sini (Pontianak) ke Tebedu (perbatasan), dari Tebedu ke pabirik (di Kuching), pabrik balik lagi, perlu satu harian,” terangnya.

Pemprov Kalbar akan mengupayakan impor oksigen Malaysia bisa berlanjut sampai kebutuhan mulai reda atau menurun. Untuk saat ini dinilai masih dalam masa puncak kebutuhan akan oksigen, yang mana selama ini Kalbar hanya bergantung pasokan dari Pulau Jawa.

“Saya perkirakan kita (Kalbar) baru bisa agak reda (penularan Covid-19) sekitar dua minggu ke depan. Dengan catatan daerah betul-betul melakukan testing,” tutupnya.

Sebelumnya, Pemerintah Malaysia kembali mengirim tiga ISO tank oksigen ke Indonesia. Kali ini, pengiriman berbobot 50 ton oksigen diserahkan oleh Timbalan Ketua Menteri Sarawak James Jemut Masing dan diterima lamgsung oleh Panglima Kodam XII Tanjungpura Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad. Acara serah terima dilakukan di zona netral perbatasan Indonesia-Malaysia di Entikong, Rabu (28/7) siang.

Tiga iso tank berdaya tampung maksimal 20 ton tersebut, dipindahkan dari mobil berplat nomor Malaysia ke mobil berplat nomor Indonesia yang telah dipersiapkan. Ketiga mobil ini kemudian diberangkatkan menuju Kota Pontianak untuk dipindahkan ke tabung berukuran kecil. Jika dikonversi, jumlah pengiriman kali ini dapat mengisi lebih dari 6000 tabung oksigen berukuran besar.

Dalam wawancaranya, Timbalan Menteri Sarawak mengatakan bahwa kenaikan kasus di Indonesia tengah meningkat secara signifikan. Dengan memandang hubungan erat diplomatik yang telah lama terjalin, maka Malaysia bersetuju untuk memberikan bantuan oksigen.

“Pandemi Covid-19 telah melanda bukan hanya Negara Malaysia, namun terjadi pada seluruh dunia termasuk negara tetangga kita Indonesia. Berdasarkan laporan lonjakan kasus Covid-19 di Provinsi Kalimantan Barat sangat tinggi. Sehingga keperluan kebutuhan oksigen ditahap yang kritikal sekarang,” kata James

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X