Mulai Musim Buah, Berharap Untung Musiman

- Senin, 2 Agustus 2021 | 12:03 WIB
PANEN RAMBUTAN: Subahai bersama keluarganya saat mengumpulkan buah rambutan usai dipanen di Desa Pal 9, Kubu Raya. HARYADI/PONTIANAK POST
PANEN RAMBUTAN: Subahai bersama keluarganya saat mengumpulkan buah rambutan usai dipanen di Desa Pal 9, Kubu Raya. HARYADI/PONTIANAK POST

Berbagai jenis buah kini mulai membanjiri tiap sudut Kota Pontianak. Salah satunya buah rambutan. Penjual hingga pemilik kebun berharap bisa meraup untung musiman. Salah satunya Subahai pemilik kebun rambutan ini berharap bisa mendulang rupiah, meski sedang bergelut dengan pandemi.

HARYADI, Sungai Kakap

SEKITAR pukul 06.00 pagi Subahai sudah berada di kebunnya untuk memanen buah rambutan. Lokasinya berada di Jalan Swadaya, Desa Pal 9, Kubu Raya. Pohon rambutannya rindang-rindang. Buahnya lebat merata di setiap pucuk tangkai. Hampir semuanya mulai memerah pertanda siap untuk dipanen.

“Sebelum panen saya mencari rumput dulu untuk pakan ternak,” jelasnya. Pria berkumis itu menjelaskan bahwa dia lebih memilih memanen buah rambutan saat masih pagi. Alasannya karena buah masih segar. Selain itu, di pagi hari juga akan lebih mudah untuk mematahkan tangkai buah. “Kalau sudah siang tangkai buah akan liut (alot) dan sulit untuk memetiknya,” ujarnya.

Ada 18 pohon rambutan berjejer rapi di kebun milik Subahai. Hari itu dia memanen  untuk dijual kepada pengumpul yang datang langsung ke kebunnya. “Orangnya pesan sekitar 600 ikat rambutan untuk dijual kembali,” terangnya.

Bila pesanan buah jumlahnya banyak, kadang Ia harus mengupah orang untuk memanen dan mengikatkan rambutan. Tak jarang Subahai sendiri yang harus mengantar hasil buah kepada langganannya yang banyak berada di Kota Pontianak. 

Hari itu Subahai tidak sendiri. Di bawah pohon rambutan, Suryani dan Nurlia sudah menunggu. Saat  Subahai  menjatuhkan tangkai-tangkai dari atas pohon, mereka berdua akan bergegas mengumpulkan buahnya.

Setelah terkumpul, dua wanita tersebut mulai membersihkan tangkai-tangkai buah rambutan yang masih ada daun.

“Kebun ini adalah milik keluarga kami. Jadi kalau sudah musim panen seperti sekarang, semuanya ikut membantu. Nanti hasil penjualan buah akan dibagi rata.”Jelasnya. 

Suryani yang ikut membantu panen pagi itu, memang sengaja datang sedikit telat. Sebab dirinya  harus memasak terlebih dahulu untuk di rumahnya. Selain itu agar tidak menunggu lama turunnya buah yang dipanen. ” Kalau saya biasanya membantu membersihkan buah rambutan dan mengikat buah.”terangnya.

Tak menunggu lama, Suryani memulai pekerjaannya. Tangan tuanya cukup terampil merapikan tangkai-tangkai buah untuk disusun. Mulutnya komat-kamit menghitung jumlah buah yang akan diikat. “Biasanya tiap ikat berisi 15 sampai 20 biji buah rambutan. Jumlah isi ikatan buah tergantung dari harga jual ke pasar,” tuturnya.

Meski rambutan di kebunnya  berbuah lebat, namun dia tak begitu bahagia. Sebab tahun ini berbagai jenis buah panen di waktu bersamaan. Alhasil harga jual turun.

Kendati demikian, Suryani tetap bersyukur, sebab di tahun lalu pohon rambutannya tak berbuah selebat sekarang, akibat kondisi cuaca yang kurang baik.

“Tahun lalu, sama sekali tidak panen karena seluruh bunga rontok diguyur hujan. Tahun ini lumayan masih bisa panen meski harganya harus bersaing dengan buah lokal lain,” tuturnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X