Begini Upaya Pemkot Singkawang Keluar Dari Zona Merah

- Jumat, 30 Juli 2021 | 11:52 WIB
DOK.PONTIANAK POST PANTAU: Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie memantau pasokan oksigen bagi pasien Covid-19 untuk kebutuhan rumah sakit yang menangani pasien Covid-19, Sabtu (25/7). Saat ini, Singkawang sudah keluar dari zona merah.
DOK.PONTIANAK POST PANTAU: Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie memantau pasokan oksigen bagi pasien Covid-19 untuk kebutuhan rumah sakit yang menangani pasien Covid-19, Sabtu (25/7). Saat ini, Singkawang sudah keluar dari zona merah.

Keluarnya Kota Singkawang dari zona merah hingga ditetapkan sebagai wilayah yang masuk PPKM Darurat bukan sekadar karena gencarnya penerapan penegakan disiplin protokol kesehatan (prokes), melainkan karena kepatuhan dan keinginan masyarakat menjalankannya.

Hari Kurniathama, Singkawang

SEBAGAI penyintas Covid-19, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie merasakan betul betapa “sakitnya” yang disebab virus tak kasat mata tersebut. 

Mulai mengalami demam, sesak nafas hingga menjalani isolasi mandiri bersama keluarga. Selama masa isolasi mandiri ia harus menjaga ketenangan, disiplin mengkonsumsi obat-obatan dan olahraga teratur. “Saya sebagai penyintas Covid-19 tentunya apa yang saya rasakan tidak dirasakan masyarakat. Namun itulah Covid-19 ada dan saya rasa kita berpotensi untuk terkonfirmasi,” katanya.

Masuk fase isolasi tentu memakan waktu dan tenaga. Dimana saat itulah diri sendiri harus fokus memulihkan kesehatan. Dengan rajin mengonsumsi obat yang disarankan petugas medis, disiplin istirahat dan olahraga, tenang, tidak panik dan optimis, maka apa yang menjadi kecemasan bisa ditaklukkan. Akhirnya dirinya dan keluarga bisa terbebas dari Covid-19.

Dengan pengalaman sebagai penyintas Covid-19 ini, ia mengaku tahu betul apa yang dirasakan pasien terkonfirmasi positif saat menjalankan isolasi mandiri di rumah atau di rumah sakit. “Jika memang kita sayang dengan diri sendiri, keluarga, tetangga maka sudah barang tentu pola hidup sehat, menjaga imum hingga menjalan kan protokol kesehatan sepertinya sudah hal yang tak bisa ditawar-tawar. Bukan kita takut tetapi mencegah lebih baik dari pada mengobati,” sarannya.

Tak heran sejak pandemik ini ada, ia tak bosan-bosanya menyerukan ke masyarakat taat akan protokol kesehatan terutama penggunaan masker, jaga jarak, cuci tangan menggunakan sabun. “Setiap pertemuan dengan masyarakat pun saya selalu mengimbau dan menyerukan disiplin menjalani protokel kesehatan,” katanya.

Selaku kepala daerah sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Kota Singkawang pun tidak hentinya melakukan sosialisasi, edukasi bahkan penjatuhan sanksi sosial terhadap usaha atau individu yang abai akan protokol kesehatan. “Seluruh komponen OPD, TNI-Polri, tokoh masyarakat, tokoh agama kita libatkan dalam upaya kita memutus mata rantai Covid-19,” jelasnya.

Meskipun dalam prosesnya tak seperti membalikkan telapak tangan. Pemkot Singkawang seperti halnya daerah lain menjalankan beragam kebijakan dan aturan pusat dilaksanakan Satgas Covid-19 Kota Singkawang. Sejak awal pandemik hingga saat ini, kondisi apapun sudah dijalani warga Kota Singkawang mulai Zona Hijau, Zona Kuning, Zona Orange hingga Zona Merah, bahkan pelaksanaan PPKM Darurat, hingga akhirnya saat ini Kota Singkawang masuk PPKM Level 3.

Tentunya pihaknya juga ikut menjalankan instruksikan Menteri Dalam negeri nomor 26 tahun 2021 terbaru ini, dimana saat ini  UMKM, PKL sudah melakukan aktivitas dengan ketentuan berlaku tapi bukan berarti abai akan protokol kesehatan. “Meski ada pelonggaran berarti bukan kita abaik tetap disiplin protokol kesehatan,” ajaknya. (*)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X