BERDASARKAN data satelit cuaca dan pengamatan di delapan Stasiun BMKG Kalimantan Barat, hujan masih terjadi di sebagian besar wilayah Kalbar. Sebagian wilayah yang lebih lama tidak terjadi hujan adalah di Ketapang selama tiga hari.
Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Nanang Buchori, mengatakan diprakirakan gelombang Atmosfer Madden Julian Oscillation yang masih akan berada di wilayah Indonesia bagian barat mengindikasikan wilayah Kalimantan Barat masih akan terjadi peningkatan potensi terjadi hujan. Kondisi ini didukung dengan pola angin di sekitar Kalimantan Barat yang mengalami perlambatan kecepatan angin, sehingga memudahkan pembentukan awan hujan.
“Perpotensi terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat diprakirakan setidaknya masih berlangsung pada periode 12 hingga 18 Mei 2021 di sebagian besar wilayah Kalbar,” katanya dilansir pontianakpost.co.id.
Dia mengimbau kepada masyarakat Kalbar untuk mewaspadai dampak yang dipicu oleh cuaca ekstrim tersebut. Di antaranya hujan lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat, khususnya pada siang hingga sore hari.
“Waspadai juga dampak angin kencang seperti tumbangnya pohon, tumbangnya papan baliho, kerusakan atap rumah, ataupun angin kencang bagi penerbangan. Waspadai dampak petir yang bisa merusak peralatan elektronik di rumah, dan sebagainya. Karena cukup panjangnya periode diprakirakan cuaca ekstrim, perlu peningkatan kesiapsiagaan menghadapi potensi terjadinya genangan, banjir dan tanah longsor,” imbaunya. (afi)
