Kisah Para Pemandu Ambulans di Sintang, Haramkan Terima Uang Jasa dari Keluarga Pasien

- Selasa, 11 Mei 2021 | 11:38 WIB
MEMANDU AMBULANS: Anggota IEA Sintang saat membantu membukakan jalan untuk ambulans yang membawa satu jenazah korban pesawat Sriwijaya Air yang berasal dari Sintang beberapa waktu lalu.
MEMANDU AMBULANS: Anggota IEA Sintang saat membantu membukakan jalan untuk ambulans yang membawa satu jenazah korban pesawat Sriwijaya Air yang berasal dari Sintang beberapa waktu lalu.

Mereka tidak sedang ugal-ugalan. Mereka hanya membantu agar orang yang sedang dalam keadaan darurat cepat dapat pertolongan.

Aris Munandar, Sintang

Pria di seberang jalan tampak gusar menyaksikan laju ambulans yang tertahan. Bahkan ambulans tampak berhenti lantaran padatnya jalan. Apalagi di persimpangan lampu lalu lintas. Karena kendaraan lain sulit mempersilakan.

Padahal dari ambulans telah terdengar keras suara rotator, sirine pun menyala terang. Menandakan di dalam ada penumpang yang harus segera diberi pertolongan. Undang-Undang No. 20 tahun 2009 Pasal 134 telah diatur bahwa ada 8 pengguna jalan yang harus didahulukan. Satu diantaranya ialah ambulans. Di urutan kedua setelah pemadam kebakaran.

Pria yang gusar di seberang jalan itu adalah Wishnu Endhyka, lebih dari 2 tahun lalu. Gegara itulah ia berniat membantu. Menjadi pembuka jalan untuk ambulans.

Ia bercerita kepada temannya terkait kondisi yang ia sendiri akui tak sekali dilihatnya. Dari temannya bercerita itulah ia mengetahui keberadaan kelompok pemotor yang mengemban tugas membuka jalan untuk ambulans.

Setelah berselancar di mesin pencari dan menyelam di media sosial, ia pun menemukan Indonesian Escorting Ambulance atau biasa disebut IEA. Pria berkacamata itu pun mencoba menjalin kontak. Selanjutnya mencari tahu kejelasan syarat untuk membuka organisasi tersebut di Sintang.

Singkat cerita, didapatkannya serangkaian syarat untuk mendirikan IEA di Sintang. Sembari mempersiapkan berbagai persyaratan, ia pun mulai menularkan idenya kepada teman-temannya yang lain. Karena selain persyaratan administratif, untuk mendirikan IEA di tingkat wilayah harus memiliki enam anggota.

Mencari anggota adalah awal ujian bagi Wishnu dalam menjalankan niatnya. Ia berpikir, menjadi anggota IEA haruslah relawan yang punya jiwa sosial tinggi. Yang mau berbuat dari hati dan tidak mengharapkan uang sama sekali dari aktivitas ini. “Karena kalau mencari uang di sini, jelas tidak ada,” ujar pria berkacamata ini.

IEA yang belum bisa resmi didirikan tidak membuat Wishnu mengendapkan dulu niatnya. Ia dan teman-temannya mulai bergerak. Dengan perlengkapan seadanya. Rompi sebagai tanda pengenal yang dikenakan pun masih terbilang memakai apa yang ada.

Organisasi ini pun berkembang. Hingga akhirnya IEA Sintang pun diresmikan pada 1 Mei 2019. Menjadi cabang kedua IEA di Kalimantan Barat, bersama cabang Pontianak-Kubu Raya. Hingga kini pun baru ada dua cabang IEA di Kalbar dan hampir 80 cabang di se-Indonesia.

Wishnu lebih suka menyebut yang dilakukan escort (penyebutan anggota IEA) sebagai aktivitas memandu. Meski orang lebih banyak mengistilahkannya dengan mengawal. “Karena kalau mengawal, orang harus minggir ada kita. Kalau memandu, kita akan mencarikan jalan terbaik agar ambulan bisa lebih cepat sampai di tujuan,” jelas pria yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online ini.

Ia pun menjelaskan sistem kerja agar anggota IEA dimudahkan dalam berkomunikasi dengan mitra mereka, sopir ambulan. Untuk mempermudah mereka dalam berkoordinasi dengan driver ambulan, dibuatlah grup whatsapp. Diisi oleh anggota IEA dan sopir ambulan se-Kabupaten Sintang. Jika akan membawa pasien dari Puskesmas dan akan dirujuk ke RSUD Ade M. Djoen Sintang atau rumah sakit lainnya, sopir ambulans akan menyampaikan via grup whatsapp. Anggota IEA akan berkoordinasi siapa yang bisa jadi pemandu mobil ambulan untuk menghindari padatnya jalanan.

“Ketika ada informasi dari driver bahwa ada pasien dalam keadaan kritis, kami akan langsung menunggu di lokasi penjemputan. Seperti pasien yang tidak sadarkan diri atau orang yang akan melahirkan,” kata pria yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online ini.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB
X