Kawasan Temajuk memiliki prospek geowisata yang menarik sebagai destinasi wisata berbasis kebumian. Hal ini disampaikan Hendi Wahyudi, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Kalbar saat berkunjung ke Pontianak Post Senin (3/5).
Hendri mengatakan geowisata merupakan suatu kegiatan wisata alam yang berkelanjutan dengan menawarkan konsep alam dan menonjolkan keindahan, keunikan, kelangkaan dan keajaiban suatu fenomena alam yang berkaitan erat dengan aspek geologi. Dipilihnya Temajuk, karena kawasan ini memiliki beragam objek menarik yang mendukung wisata kebumian.
“Kami sudah melakukan kajian, ada di Sintang, Ketapang, Sambas. Kami merucut ke daerah Temajuk sebagai kawasan wisata baru berbasis kebumian. Jadi memang kita cerita ilmu kebumian yang dibalut dengan wisata,” jelasnya.
Mewujudkan hal ini, lanjut dia perlu kolaborasi dengan banyak pihak. Mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, hingga perguruan tinggi. “Goal–nya adalah bagaimana daerah Temajuk itu bisa menjadi daerah tujuan wisata. Bukan hanya wisata bahari, mangrove tapi juga ada wisata kebumian,” paparnya.
Menurut Hendri, terdapat tiga bantuan yang muncul pada suatu yang sama serta menarik untuk dibuat cerita tektonik genesanya, serta mempunya perbedaan umur yang jauh. Di antaranya batu sedimen berumur tersier atau sekitar 50 juta tahun yang lalu, batuan beku yang berumur kapur atau sekitar 97 juta tahun yang lalu, dan batuan metamorf berumur Jura atau sekitar 187 juta tahun yang lalu. “Ibarat jurassic park-nya kitalah,” katanya.
Terkait infrastruktur, lanjut dia masih terkendala dengan akses jalan menuju Temajuk. Namun, pilihan baiknya melewati Aruk yang jalannya sudah dibangun. Pada awal Juni mendatang, pihaknya berencana menggelar Seminar Geowisata Nasional. Kemudian kunjungan ke lapangan, untuk selanjutnya diusulkan ke pemerintah. “Karena ini harus ditetapkan sebagai daerah geowisata dulu, bahasanya ada SK-lah dari pemerintah provinsi, ini yang kita dorong,” pungkasnya. (mrd)