Pemerintah Daerdah (Pemda) Kayong Utara lamban menangani persoalan di Kabupaten Kayong Utara, diantaranya insfrastruktur jalan dan air bersih tidak terselesaikan.
Selain itu banyak kalangan warga menilai pertumbuhan ekomoni di Kayong Utara sangat rendah, bahkan nilai beli masyarakatpun sangat menurun dari tahun sebelumnya.
“Sukadana – Siduk rusak parah, sudah berapa lama dibiarkan rusak seperti itu. Belum lagi persoalan air bersih. Proyek air bersih dari tahun ke tahun selalu ada, anggaran besar tapi hasilnya apa, di dalam kota yang dekat dengan sumber air saja kita masih kekurangan,” keluh salah satu warga Sukadana Angga,Minggu (2/5) dilansir pontianakpost.co.id.
Warga lainnya Dini juga mengungkapkan hal yang sama, kondisi jalan yang rusak parah dan sumber air bersih yang semakin sulit baru kali pertama dirasakan di Kayong Utara, sejak tahun 2015 silam menetap di Kayobg Utara .
“Dulu pertama pindah, alhamdulillah air sangat lancar tidak ada macet, kecuali tidak hujan 2 bulan, kemarau baru air tidak mengalir. Ini walaupun hujan, air tidak juga mengalir, ini sudah 4 hari tidak mengalir,” terang Dini.
Ia pun terpaksa harus menyisihkan uang belanjaan untuk dapat membeli air bersih, yang saat ini dijual Rp 120.000 untuk tong ukuran 2.000 Liter. Ia berharap pemerintah dapat menyelesaikan persoalan air bersih yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Beli air itu paling bisa bertahan 2 sampai 4 hari kalau di pakai buat mandi juga. Dimasa sulit sekarang kita harus menyisihkan uang lagi untuk beli air yang cukup mahal menurut saya,” tuturnya.
Kondisi jalan provinsi Sukadana – Siduk yang saat ini masih rusak memang menjadi perhatian masyarakat pengguna jalan. Menjelang Idul Fitri kondisi jalan diperkirakan masih seperti itu, bahkan beberapa warga sempat meluapkan aksi protesnya dengan menanam pohon pisang ditengah jalan yang rusak. Baru – baru ini pohon pisang kembali telihat dijalan sukadana -Siduk. (dan)