Anggota DPRD Kota Pontianak Bebby Nailufa memandang permasalahan kelangkaan elpiji 3 kg yang terjadi di masyarakat merupakan kejadian berulang yang sebenarnya sudah harus terantisipasi setiap tahunnya.
“Malam tadi (Selasa) kami bersama Komisi I, II, III dan IV melakukan rapat bersama perwakilan Pertamina. Tajuk utama dalam rapat membahas soal kelangkaan gas 3 kg kemarin,” ungkap Bebby Nailufa, Rabu (26/8) pagi.
Ia memandang kejadian kelangkaan gas 3 kg ini kian berulang. Harusnya ada antisipasi yang dilakukan Pertamina apabila kejadian seperti ini terulang.
Dalam pertemuan itu, kawan-kawan legislatif menanyakan langkah Pertamina sebagai institusi yang diberi amanah/pengemban tugas dalam penyediaan sumber bahan bakar bagi masyarakat produksi hingga distribusinya.
“Dari kesimpulan yang terjadi di lapangan saya melihat Pertamina gagal dalam melakukan langkah-langkah upaya pendistribusian yang baik kepada masyarakat yang memang pengguna yang layak untuk elpiji 3 kg. Ini dilihat dari razia yang dilakukan ada 300 tabung yang tidak tepat sasaran pengguna elpiji 3 kg,” ujarnya.
Bebby melanjutkan Pertamina kemudian mengambil langkah sinergi bersama Pemkot Pontianak untuk menggunakan kartu kendali mengatur pengguna yang layak dimasyarakat dengan bekerjasama dengan RT setempat guna menentukan layak dan tidaknya KK tersebut menggunakan gas elpiji 3 kg.
Hal ini sering saya sampaikan disetiap kesempatan pada rapat kerja. Jikalau pemerintah Kota Pontianak punya data mandiri hal seperti ini tidak akan pernah terjadi. Pada saat Pertamina butuh data kita sudah punya dan semua akan tepat sasaran karena pemerintah kita bisa menentukan quota real yang dibutuhkan masyarakat untuk gas elpiji 3 kg,” tegasnya. Jika itu dilakukan ia meyakini tingkat error nya akan rendah.(iza)
