Ike menyatakan, kejadian pelecehan itu ternyata terus berulang. Pelaku menyentuh bagian tubuh korban saat sedang dinas. Bahkan ketika korban sedang memandikan pasien dengan tirai tertutup, pelaku datang dan masuk, lalu melakukan tindakan pelecehan seksual. “Perbuatan yang dilakukan pelaku membuat korban tertekan dan stres,” ucap Ike.
Pernah suatu ketika korban dipanggil pelaku ke ruangannya. Karena tidak mungkin menolak panggilan atasan, korban datang dengan kondisi ketakutan. Di dalam ruangan, pelaku langsung menutup dan mengunci pintu. Sempat berbicara masalah pekerjaan, pelaku tiba-tiba langsung melakukan aksinya. Pelaku mencium korban, memaksa membuka pakaian hingga terjadilah pelecehan seksual itu.
“Korban berusaha melawan, tetapi pelaku terus memaksa melakukan perbuatannya. Bahkan saat itu, korban bilang kepada pelaku bahwa dirinya bukan wanita murahan. ‘Abang punya istri dan anak perempuan dan suatu saat bisa saja terjadi dengan mereka’,” tutur Ike menirukan ucapan korban.
Ike juga mengungkapkan, tindakan pelecehan seksual itu terus dialami korban, namun awalnya korban tak berani mengadukan apa yang dialaminya itu kepada pihak rumah sakit maupun yayasan. Korban takut diberhentikan dari pekerjaan.
“Perbuatan pelaku sudah sangat keji, bahkan sampai mau membuka celana korban, tetapi korban melawan. Pelaku lalu membuka celananya. Kepada pelaku, korban memohon untuk tidak melakukan perbuatannya itu tetapi korban dibuat tidak berdaya,” ungkapnya.
Untuk menghindari perbuatan pelaku yang terus berulang, lanjut Ike, korban meminta agar dirinya dipindahkan dari ruang ICU. Namun pelaku tidak menggubris permintaannya itu. Korban pun telah menceritakan apa yang dialaminya itu kepada suaminya.