Permintaan Kelapa asal Kalbar dari China Terus Meningkat

- Rabu, 31 Maret 2021 | 12:50 WIB

PERMINTAAN kelapa bulat terus mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan dari pangsa pasar luar negeri. Sayangnya, permintaan yang tinggi itu tidak dibarengi dengan kenaikan jumlah produksi yang seimbang. Akibatnya, industri lokal kerap kesulitan mencari bahan baku karena kalah saing dari harga beli dari negara lain.

Hal tersebut diakui oleh Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Barat (Kalbar), Heronimus Hero.  Dia mengatakan, saat ini negara lain, salah satunya China, tengah gencar menyerap kelapa bulat dari Kalbar guna memenuhi kebutuhan industri hilir mereka.

“Negara lain gencar menyerap bahan baku industri kelapa untuk olahan turunannya. Di China hilirisasinya mampu memproduksi banyak produk turunan,” ungkapnya, usai kegiatan Forum OPD Disbun Kalbar, Senin (29/3).

Menurut Hero, harga yang ditawarkan oleh pembeli untuk dikirim ke luar negeri ini jauh lebih tinggi dari harga yang ditawarkan oleh industri lokal. Karena itu tak heran apabila petani lebih tertarik menjual kelapa bulat untuk kebutuhan industri luar negeri.

“Di sini mampunya Rp2000 per buah, di China mampu ambil Rp5000. Tentu petani senang dengan harga yang lebih tinggi,” katanya.

Namun, lanjut dia, akan adanya persaingan tersebut, industri lokal merasa dirugikan sebab mereka menjadi kewalahan mendapat bahan baku. Industri lokal menurutnya kesulitan membeli dengan harga yang minimal sama dengan pembeli kelapa untuk kebutuhan ekspor tersebut. Melihat fenomena ini, pihaknya tengah mengajukan reviu terkait perlu tidaknya mengambil kebijakan untuk melakukan pembatasan ekspor kelapa bulat. 

“Namun dalam hal ini (pembatasan impor, red), menjadi ranah Dinas Perdagangan,” tuturnya. Namun di sisi lain, pihaknya terus berupaya meningkatkan produksi kelapa bulat baik melalui penambahan area penanaman baru, maupun upaya peremajaan terhadap kebun yang tidak lagi produktif. Upaya ini dilakukan agar produksi kelapa bulat mampu memasok kebutuhan lokal dan luar negeri, serta mendorong hilirisasi produk.

“Kami juga mendorong industri bermitra dengan pekebun-pekebun lokal agar mereka mendapat bahan bakunya stabil. Ada kerja sama, sehingga tidak semua lari ke ekspor,” katanya. 

Pihaknya terus mendorong investasi perkebunan supaya industri hilir di Kalbar semakin maju dan berkembang. Kabupaten sebagai pemberi izin perkebunan, diharapkan dia dapat memberikan solusi dalam menjawab tantangan di industri perkebunan.

“Kami juga membahas isu strategis terutama terkait investasi perkebunan. Karena investasi perkebunan harus terkelola dengan baik. Izin-izin perkebunan ini kebanyakan di tingkat kabupaten. Masalah muncul seperti konflik perkebunan, konflik masyarakat, kemudian manfaat investasi perkebunan untuk masyarakat, CSR, dan potensi pendapatan daerah perlu dioptimalkan,” pungkasnya. (sti)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB

Polres Sintang Cegah Praktik Kecurangan di SPBU

Selasa, 9 April 2024 | 09:27 WIB

Ismail Jadi Pj Bupati Mempawah, Gantikan Herlina

Minggu, 7 April 2024 | 11:15 WIB
X