Wisata di Kapuas Hulu, dari Kolam Bunga Lita ke Batu Babi

- Senin, 22 Maret 2021 | 09:19 WIB

Perjalanan Jurnalis Ekspedisi Borneo Honda ADV 150 mencapai titik akhir, yakni kabupaten paling timur Kalimantan Barat, Kapuas Hulu. Di sini tim mengeksplorasi kawasan wisata yang belum banyak diketahui, yakni Kolam Bunga Lita.

Kawasan ini berada di Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu. Untuk mencapai ke sana, tim menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari Kota Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu.

Jika kamu ingin ke sana, caranya cukup mudah. Karena kamu hanya perlu mencari Simpang Makai, di daerah Tekalong, dan masuk ke dalam, sekitar 7 kilometer.

Tak hanya kolam pemandian, di kawasan wisata ini, terdapat sejumlah objek, seperti gurung Makai dan situs Batu Babi. “Gurung ini bahasa Dayak Suruk, kalau bahasa Indonesianya jeram,” kata Yohanes Aloysius Rewa, pemilik kawasan wisata tersebut.

Menurut Aloy, kawasan wisata ini memang belum banyak dikenal orang. Karena itu, ia berniat untuk mengembangkannya, agar bisa menjadi kawasan wisata unggulan. “Di sini ada jeram Gurung Makai, ada kolam pemandian Bunga Lita, dan situs Batu Babi. Selama ini orang tahunya hanya dari mulut ke mulut,” ungkap Aloy.

Kolam Bunga Lita

Adam, tokoh adat di kawasan tersebut menjelaskan, kawasan tersebut dulunya dipercaya merupakan sebuah rumah betang, yang kemudian ‘melebur’ atau berubah wujud menjadi batu.

“Kalau kolam pemandian Bunga Lita ini, adalah pemandian para bidadari. Sebelumnya, kolam ini adalah wadah susu. Saat melebur menjadi batu, ia menjadi kolam pemandian ini. Bidadari mandi di sini. Itulah cerita yang kami percayai secar turun menurun dari para leluhur kami,” terang Adam.

Sebenarnya ada dua kolam di kawasan itu. Ada kolam brem, dan kolam bunga lita. “Kolam brem ini tidak boleh dipakai. Jangan cuci muka, apalagi meminumnya. Bisa gila. Karena dulunya itu adalah wadah arak. Tapi kalau kolam bunga lita ini justru bagus, karena terbuat dari wadah susu. Jadi kalau mandi di situ, bagus. Makanya ramai juga yang mandi di situ,” katanya.

Dia menambahkan, sebelum mandi di kolam Bunga Lita, pengunjung disarankan untuk melempar logam, seperti uang koin, jarum, atau paku, serta meminta izin kepada kolam tersebut,” tambahnya.

Batu Babi

Selain pemandian Bunga Lita, ada juga situs Batu Babi. Menurut Adam, Batu Babi ini dulunya adalah babi peliharaan warga, yang ‘lebur’ menjadi batu. Ada tiga babi, ada tempat makan babi, dan seorang perempuan yang sedang hamil.

“Saat memberi makan babi, perempuan ini bilang ‘sama-sama hamil kita ini ya’, setelah dia bilang begitu, seketika cuaca buruk, awan gelap, dan semuanya berubah menjadi batu,” terang Adam.

Adam berpesan, agar pengunjung tak memukul-mukul batu babi tersebut, jika tak ingin mendapatkan mimpi buruk. “Saya sendiri pernah mengalaminya,” kata Adam.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB
X