Harga Cabai Melejit di Kalbar, Tembus Rp 120 Ribu Perkilo

- Jumat, 12 Maret 2021 | 12:03 WIB

Harga komoditas cabai rawit di Kalimantan Barat (Kalbar) semakin mahal saja. Pada bulan Maret 2021, Dinas Pangan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar mencatat harga cabai rawit berkisar Rp120 ribu per kilogram.

“Harga rata CRM (Cabai rawit merah) di Kalbar per Rabu 10 Maret 2021 masih tinggi, yakni Rp. 120.850 per kilogram. Meski demikian trennya menurun dibandingkan harga di awal bulan Maret Rp 123.000 per kilogram,” kata Kepala Dinas PPKH Kalbar, Muhammad Munsif, Kamis (11/3).

Tingginya harga cabai ini, menurutnya terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia, hanya Sumatera Utara yang menjadi satu-satunya provinsi dengan harga cabai di bawah Rp40 ribu per kilogram. Dia menyebut, penyebab utama naiknya harga si merah, karena minimnya pasokan akibat terbatasnya areal tanam oleh petani, baik itu melalui bantuan pemerintah maupun swadaya petani.

Terbatasnya areal tanam itu, dikatakan dia, terjadi sejak Januari hingga Maret tahun ini. Hal ini terjadi lantaran cuaca selama tiga bulan terakhir memiliki intensitas hujan yang tinggi, sehingga menjadi pertimbangan petani untuk melakukan penundaan tanam karena resiko gagal panen yang besar.

Untuk cabai produksi lokal, dia menyebut ada daerah yang mengalami gagal panen, mulai dari Sambas, hingga Bengkayang. “Di Sambas beberapa petani harus menelan resiko gagal panen, berupa buah busuk, bahkan tanaman layu dan mati karena daerahnya terdampak banjir. Di Bengkayang, banjir yang dialami beberapa kecamatan, kemungkinan merendam sebagian areal cabe yang ditanam petani,” kata dia.

Dia menyebut, produksi cabai, baik cabai rawit merah, maupun cabai merah besar, di Kalbar pada tahun 2020 lalu sebesar 5.568 ton atau 15,6 persen dari total kebutuhan sebesar 35.584 ton. 

Dia melanjutkan, secara nasional di Maret sampai April 2021 ini, neraca cabe diproyeksikan surplus, yakni 38 ribu ton pada Maret dan 68 ribu ton pada April 2021. Hanya saja, surplus produksi tersebut hanya ada di beberapa provinsi saja. Sementara sebagian provinsi lainnya termasuk Kalbar, alami defisit baik Maret maupun April.

“Surplus terbesar untuk Maret akan disumbang oleh Jawa Barat, dengan kelebihan CMB 14 ribu ton dan Jawa Timur yang kelebihan 40 ribu ton,” kata dia.

Pemerintah saat ini terus berupaya melepas ketergantungan pasokan cabai dari daerah lain, dengan meningkatkan produksi tanaman cabai lokal. Meski, kata dia, tidak mudah mengembangkan komoditas ini karena risikonya besar. “Usaha cabe selain potensi untungnya besar juga resikonya besar dan perlu modal yang cukup besar yaitu tiga sampai empat kali modal tanam padi,” tuturnya. (sti)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X