Ekonomi Kalbar Membaik, Konsumen dan Dunia Usaha Optimis

- Jumat, 12 Maret 2021 | 12:01 WIB
Harga kelapa sawit naik yang membuat perekonomian Kalbar membaik.
Harga kelapa sawit naik yang membuat perekonomian Kalbar membaik.

 Kendati pandemi belum sirna, ekonomi Kalimantan Barat diyakini membaik dibanding tahun lalu. Hal ini tergambar dari sejumlah indikator yang ada. Data Bank Indonesia misalnya, dalam survei Indeks Keyakinan Konsumen pada awal tahun ini menyebut Pontianak yang tertinggi angkanya. Padahal rata-rata kota besar lain mengalami penurunan keyakinan konsumen.

Secara nasional IKK sebesar 84,9, lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada Desember 2020 sebesar 96,5. Adapun Kota Pontianak sendiri menjadi kota dengan tingkat optimisme tertinggi di Indonesia. Hanya ada lima kota di Indonesia yang IKK-nya mencapai di atas 100 poin. Sedangkan Pontianak berada di posisi puncak sebesar 111,2. Indeks per kota sendiri dihitung dengan metode balance score (net balace +100) yang menunjukkan bahwa jika indeks di atas 100 berarti optimis dan di bawah 100 berarti pesimis.

Faktor lain adalah terus meningkatnya harga sejumlah komoditas utama di Kalbar seperti kelapa sawit, karet, dan pertambangan. Harga karet misalnya, melonjak tajam hingga tembus Rp22.000 untuk tiap kilogramnya pada Maret ini.

Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Kalbar, Jusdar Sutan menjelaskan, kenaikan harga ini terjadi ini lantaran permintaan yang tinggi dari negara industri. Sementara pasokan cenderung tetap. “Dengan berkurangnya pasokan, mendongkrak harga karet. Harga karet kita di Kalbar juga terdongkrak,” jelas dia.

Begitu halnya dengan harga tandan buah segar (TBS) kepala sawit. Pada akhir Februari lalu, harga sawit umur 10 – 20 tahun berada pada angka Rp2.097 per kilogram. Harga ini meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Perkebunan Kalbar Heronimus Hero mengatakan, membaiknya harga komoditas perkebunan jelas berdampak pada ekonomi provinsi. Terlebih sawit dan karet banyak melibatkan masyarakat sebagai pekerja, maupun petani mandiri. “Permintaan karet dan CPO mulai membaik dan aktivitas ekonomi mulai kembali bergerak,” ujarnya.

Adapun sektor pertambangan menjadi yang mampu tumbuh tinggi tahun lalu, di tengah menurunnya sektor ekonomi lainnya. Badan Pusat Statistik mencatat, sepanjang tahun lalu sektor pertambangan dan penggalian mampu tumbuh 21,2 persen dibandingkan tahun 2019. Hanya kalah dari jasa kesehatan dan sosial yang tumbuh 26 persen, sektor yang memang dibutuhkan saat pandemi.

Hal ini tentu saja kontradiktif dengan keadaan umum Kalbar pada tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat sepanjang tahun 2020 mengalami minus 1,82 persen secara komulatif dibanding tahun lalu.

Pertumbuhan sektor tambang ini diyakini akan berlanjut tahun ini, mengingat ekonomi negara industri juga akan membaik. Sektor tambang berbeda dengan sektor industri, jasa dan perdagangan yang sangat terdampak Covid karena adanya pembatasan sosial. Namun pengaruhnya tetap saja ada.

“Karena negara-negara industri sebagai importir tambang kita aktivitasnya menurun terutama di awal-awal pandemi. Tetapi untuk aktivitas tambang komoditas secara umum tidak terlalu terdampak,” ujar Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Kalbar, Sigit Nugroho.

Salah satu sektor yang paling terdampak di Kalbar tahun lalu adalah perdagangan otomotif, terutama mobil dan sepeda motor komersial. Namun para pelaku industri otomotif di Kalbar kembali optimis menatap tahun ini, pasca pemerintah membebaskan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil 1.500cc tiga bulan ke Maret ini. Sedangkan bulan selanjutnya PPnBM didiskon 50 persen.

Direktur Anzon Toyota, Lim Gek Khiang  selaku main dealer mobil Toyota di Kalbar menyebut penjualan akan meningkat. “Isu PPnBM sangat besar pengaruhnya. Costumer menunggu kejelasan PPnBM nol persen. Ini menjadi angin segar bagi kami. Apalagi pada periode ini ada momen Idulfitri, ditambah program vaksinasi dan pemulihan ekonomi yang sedang digencarkan pemerintah,” sebutnya.

Hanya saja pihaknya masih mematok target yang rasional. “Kami rasa angka penjualan 80 persen dibanding tahun 2019 sudah cukup bagus. Mengingat situasi di tengah pandemi ini. Tetapi kami positif akan naik,” sambung dia.

Secara umum dunia usaha juga menatap optimis perekonomian tahun ini. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalbar Santyoso Tio menilai proses vaksinasi yang tengah dijalankan pemerintah sudah sangat baik.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB
X