Gubernur Kalbar : Ada 20 Korporasi yang Lahan Konsesinya Ada Titik Api

- Jumat, 5 Maret 2021 | 12:30 WIB
Sutarmidji
Sutarmidji

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengungkapkan, sebanyak 28 perusahaan atau korporasi yang lahan konsesinya ditemukan titik api hingga menyebabkan kabut asap. Meski kini titik api di Kalbar sudah hilang karena turun hujan, proses hukum terhadap perusahaan tersebut akan terus berlanjut.

“Meski titik api sudah tidak ada, penanganan tetap jalan. Karena pernah ada titik api. Proses jalan terus untuk 28 korporasi itu,” ungkapnya kepada awak media, Kamis (4/3) dilansir pontianakpost.co.id.

Ia menjelaskan, 28 korporasi tersebut lokasinya tersebar hampir di seluruh wilayah Kalbar. Namun yang paling banyak, menurutnya, di Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, dan Ketapang. Perusahaan-perusahaan tersebut rata-rata bergerak di bidang perkebunan dan kehutanan.

“Kalau properti ada di Pontianak, saya sudah minta ke wali kota sudah disegel saja. Dilarang gunakan lahan itu selama lima tahun. Jadi yang sudah ada izinnya cabut izinnya, sudah dicabut,” terangnya.

Midji sapaan akrabnya memastikan penanganan terhadap korporasi yang sempat ditemukan titik api terus berjalan. Pemerintah tetap akan memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. “Jangan hanya masyarakat yang bakar kecil kena sanksi, tapi yang besar dibiarkan itu tidak adil. Nanti (Dinas) Perkebunan dan LHK yang menangani. Saya sudah lapor ke BNPB dan KLHK juga,” ujarnya.

Menurut Midji, proses ditemukan titik api di lahan korporasi tersebut berawal dari pantauan satelit. Setelah itu dilakukan overlay dengan lahan konsesi milik perusahaan. Ia tidak akan memberikan toleransi apakah lahan tersebut sengaja dibakar atau terbakar. Yang pasti perusahaan harus tetap bertanggung jawab untuk setiap titik api yang ada di wilayahnya.

“Kami dalami mengapa, misalnya dia (perusahan) bilang tidak bisa mengawasi dan daerah itu memang area mereka tapi belum ditanam, kami tidak mau tahu itu. Dia (perusahaan) berani mengusulkan sekian banyak (luas) konsesi lahan, harusnya bisa dijaga,” pungkasnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak masih menempatkan personel kawasan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Kepala BPBD Kota Pontianak, Haryadi S Triwibowo mengatakan, pihaknya menempatkan personel itu lantaran masih adanya bara api meskipun Pontianak sudah diguyur hujan.

“Kami masih menempatkan petugas. Tidak hanya BPBD, tapi juga TNI, Polri, petugas damkar dan instansi terkait lainnya,” ujar Haryadi di Pontianak, kemarin.

Haryadi melanjutkan petugas-petugas itu bersiaga 24 jam. Mereka bersiaga di empat posko yang sudah disiapkan. “Empat posko ini ada di tiga tempat,” sebutnya.

Ia menambahkan meski sempat diguyur hujan namun masih terdapat titik api sebab kawasan yang terbakar itu merupakan lahan gambut. “Seperti di Paris 2, Parit Demang, hingga Sepakat dua. Masih ada bara apinya karena karhutla itu terjadi di lahan gambut,” jelas Haryadi.

Ia menyebutkan secara keseluruhan jumlah lahan yang terbakar 50 hektar. Itu jumlah total untuk lahan di Kecamatan Pontianak Utara, Selatan dan Tenggara. Selain itu upaya lain yang dilakukan dengan mengeruk parit. Cara itu dilakukan untuk memastikan ketersediaan air jika memang kawasan-kawaaan tersebut kembali terbakar.

“Misalnya di sepanjang Jalan Perdana dan ujung Parit Demang, paritnya kami keruk menggunakan ekskavator. Cadangan air untuk memadamkan api tersedia,” jelas dia.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB
X