Kayong Utara dan Kubu Raya Siaga Karhutla

- Selasa, 2 Maret 2021 | 12:07 WIB
Karhutla di Kalbar (ilustrasi)
Karhutla di Kalbar (ilustrasi)

 Saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) Kayong Utara telah menetapkan status siaga bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Hal ini disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (PBPD) Kayong Utara Noorhabib.

“Jumlah titik api saya kurang tahu persisnya. Untuk wilayah yang terbakar, Kecamatan Simpang Hilir, di Desa Padu Banjar, Pemangkat, Nipah Kuning. Kecamatan Sukadana, Desa Simpang Tiga, Dusun Parit Bugis Semanai. Kecamatan Pulau Maya, di Desa Kemboja. Yang terbakar hampir semua lahan gambut,” jelas Noorhabib, Senin (1/3) dilansir pontianakpost.co.id.

Dijelaskan dia,  kendala penanggulangan karhutla tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Petugas pemadam api sangat kesulitan mengakses titik api. Medan sulit dijangkau. Selain itu, di sekitar lokasi yang terbakar, petugas juga kesulitan mencari sumber air untuk melakukan pemadaman. Saluran air atau parit banyak yang sudah mulai mengering. “Sulitnya medan yang terbakar sehingga tidak ada akses masuk membawa peralatan pemadaman. Sumber air juga jaraknya jauh dari lahan yang terbakar,” katanya.

Dalam pemadaman api,  pihaknya bekerja ama dengan TNI, Polri,  dan Manggala Agni.  “Api yang menyala seringkali berada di lahan gambut,” terangnya.

Selain di Kayong Utara, karhutla juga terjadi di Kubu Raya. Hal ini menjadi sorotan wakil rakyat daerah setempat. Wakil Ketua DPRD Kubu Raya, Usman meminta masyarakat dan semua pihak sama-sama berupaya menekan kasus karhutla dengan menjaga lingkungan masing-masing, termasuk tidak melakukan pembakaran lahan. 

“Seperti kita ketahui di Kubu Raya ini banyak.lahan gambut yang mudah terbakar, makanya sudah menjadi tugas kita bersama untuk menjaga agar kasus kebakaran lahan ini bisa terus diminimalisir misalnya tidak membuka lahan dengan membakar atau sejenisnya,” kata Usman kepada Pontianak Post, Senin (1/3) di Sungai Raya.

Menurut Usman, sudah seharusnya cara membuka lahan dengan membakar ditinggalkan karena dampak negatifnya cukup banyak.  Termasuk membahayakan kesehatan masyarakat lantaran kebakatan lahan juga memicu kabut asap.

“Sebaiknya kebiasaan itu diganti dengan cara alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan cuka kayu, rekayasa bioteknologi, dan sejumlah cara yang lebih ramah lingkungan lain,” jelasnya. 

Secara terpisah, Kapolres Kubu Raya, AKBP Yani Permana menilai karhutla masih terjadi di sejumlah titik pada beberapa pekan terakhir di Kubu Raya . Untuk meminimalisir karhutla, Yani Permana mendorong pemkab untuk mempercepat pembuatan atau penggalian parit, yang bisa difungsikan untuk menghambat rembetan api dari kebakaran lahan yang terjadi.

Pembuatan parit tersebut diprioritaskan dilakukan di lahan lahan yang jaraknya dekat dengan perumahan, sekolah serta fasilitas-fasilitas umum lainnya. Di sisi lain, pihaknya juga terus fokus mengerahkan anggotanya untuk terus melakukan pembasahan lahan. (dan/ash)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Dua Desa di Kabupaten Kapuas Hulu Dilanda Gempa

Kamis, 21 Maret 2024 | 22:06 WIB
X