PROKAL.CO,
PONTIANAK–Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Nanang Buchori menyebutkan bahwa sepekan terakhir Kalimantan Barat didera cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat. Sementara gelombang laut kategori tinggi hinga ekstrem bersama pasang air laut juga ikut menerpa.
BMKG Kalimantan Barat sebelumnya sudah menyampaikan potensi cuaca ekstrem lewat release tanggal 4, 8, dan 9 Januari 2021 diupdate setiap hari melalui berbagai media. Cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang yang terjadi sepekan ini dipengaruhi banyak faktor pendukung.
“Pada skala global La Nina kategori Moderat berpengaruh menambah potensi hujan. Aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) diduga kuat menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem selama sepekan terakhir di Kalbar,” jelasnya seperti dikutip pontianakpost.co.id.
“Pola gangguan angin pada ketinggian 3.000 feet (kaki) juga mendukung terbentuknya awan penghujan secara signifikan. Hujan lebat disertai angin kencang dan petir menimbulkan terganggunya transportasi darat maupun udara,” lanjut dia dikutip dari pontianakpost.co.id.
Jalan yang licin memicu pengendara di darat lebih berhati-hati sehingga bisa menambah pemakaian bahan bakar. Dampak signifikan tentunya terjadinya kecelakaan transportasi darat. Cuaca ekstrem yang terjadi pada siang sampai sore hari di Bandara Supadio berdampak pada terganggunya penerbangan seperti go around, holding, divert, dan lain-lain.
Berdasarkan analisis radar cuaca pada tanggal 13 Januari 2021 hujan lebat disertai angin kencang terjadi di hampir seluruh pesisir barat Kalbar mulai dari Kabupaten Ketapang sampai Kabupaten Sambas. Sedangkan kejadian genangan atau banjir akibat hujan lebat terjadi di Ketapang, Landak, dan Sambas.