Ketapang Disikat Banjir Rob, Waspadalah...!! 16 Januari Gelombang Tertinggi

- Jumat, 15 Januari 2021 | 09:56 WIB
RUSAK: Sejumlah bangunan yang terletak di Pantai Pecal, Desa Kinjil Pesisir, Kecamatan Benua Kayong, rusak akibat diterjang gelombang pada Rabu (13/1) pagi. AHMAD SOFI/PONTIANAK POST
RUSAK: Sejumlah bangunan yang terletak di Pantai Pecal, Desa Kinjil Pesisir, Kecamatan Benua Kayong, rusak akibat diterjang gelombang pada Rabu (13/1) pagi. AHMAD SOFI/PONTIANAK POST

Gelombang tinggi menghantam sepanjang pesisir pantai Ketapang pada Rabu (13/1) pagi. Akibatnya, sejumlah bangunan yang terletak di bibir pantai rusak. Tak hanya merusak bangunan, gelombang tinggi ini juga membuat dataran rendah di Kota Ketapang tergenang banjir rob. Bahkan di lokasi terparah, ketinggian air hampir mencapai 1 meter.

Diberitakan pontianakpost.co.id, sejumlah daerah yang terdampak air pasang laut ini adalah daerah yang terletak di tepi Sungai Pawan. Tak hanya di Kecamatan Delta Pawan, Kecamatan Benua Kayong, Muara Pawan, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, dan Kendawangan juga terdampak gelombang tinggi ini. 

Di Kota Ketapang, banjir rob terparah melanda Kelurahan Kantor tepatnya di Jalan Merdeka, Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Sampit, Sukabangun, dan Kelurahan Sukaharja. Sejumlah ruang jalan juga tergenang air rob. “Setiap air pasang laut lokasi ini memang menjadi langganan banjir, tapi kali ini cukup tinggi airnya. Mungkin sekitar 70 sentimeter,” kata salah satu warga yang melintas di Jalan Merdeka, Bastian (37).

Tak hanya merendam jalan, tempat tinggal warga dan tempat usaha juga ikut terendam banjir. Warga terpaksa mengemas barang-barang berharga dan memindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Banyak kendaraan, khususnya roda dua, yang mogok karena memaksa menerobos genangan banjir.

Sementara di Kecamatan Benua Kayong, banjir merendam sejumlah daerah yang berada di tepi sungai dan pesisir pantai. Tak hanya merendam rumah-rumah warga, gelombang tinggi di daerah ini merusak bangunan yang terletak di bibir pantai. Sejumlah bangunan yang terletak di Pantai Pecal Desa Kinjil Pesisir, rusak diterjang gelombang. Bahkan, dermaga nelayan di lokasi ini hancur diterjang ombak.

Sebelumnya, dermaga untuk berwisata di lokasi ini juga hancur diterjang ombak beberapa waktu lalu. “Kejadiannya tadi pagi sekitar pukul 08.00. Ombak tinggi menghantam dermaga dan akhirnya hancur. Lantai dermaga dan tiang-tiangnya juga hancur. Pondok-pondok milik warga yang terletak di pantai juga banyak yang rusak,” kata salah satu warga, Fatur (33).

Calon Bupati Ketapang, Iin Solinar, juga terdampak gelombang tinggi tersebut. Rumah yang dia miliki di Pantai Pecal Desa Kinjil Pesisir juga dimasuki air laut. Tak hanya air laut, pasir dan lumpur masuk ke dalam rumahnya. “Sebelum-sebelumnya tidak separah sekarang. Ini yang paling parah,” kata Iin Solinar.

Dia berharap kepada pemerintah agar di lokasi tersebut dibuatkan tanggul penahan atau pemecah ombak. Pasalnya, diungkapkan dia, semakin banyak warga yang tinggal di kawasan tersebut. Selain karena memang rutin setiap tahunnya, tanggul tersebut diharapkan dia mampu menahan gelombang ektrem di saat-saat yang tidak terduga.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Rahadi Oesman Ketapang, Heru Sukoco, mengatakan gelombang tinggi tersebut disebabkan tekanan rendah yang terpantau di Samudera Hindia selatan Jawa Timur. Kemudian sirkulasi udara dijelaskan dia, teridentifikasi di utara Kalimantan, utara Kepulauan Talaud, dan Samudera Hindia barat Aceh. Pola angin wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya, dipaparkan dia, bergerak laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 5 – 30 knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan, dijelaskan dia, umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan berkisar 5 – 30 knot. Kecepatan angin tinggi terpantau mereka di Laut Natuna Utara, Perairan Anambas, hingga Kepulauan Natuna, Laut Jawa, perairan utara, dan selatan Jawa. “Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut,” katanya (13/1).

Dia menjelaskan, tinggi gelombang bervariasi. Untuk perairan Ketapang dan Kendawangan, ketinggian gelombang, diakui dia, mencapai 1,25 – 2,5 meter atau masuk dalam kategori sedang. Tinggi gelombang 2,5 – 4 meter atau kategori tinggi, menurutnya, berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Karimata. Sedangkan gelombang 4 – 6 meter atau tergolong sangat tinggi, diingatkan dia, berpeluang terjadi Laut Natuna, perairan selatan Kepulauan Anambas dan Perairan Utara Singkawang – Sambas.

Sementara gelombang ekstrem yang mencapai 6 meter, diakui dia, lebih berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, Kepulauan Natuna, utara Kepulauan Anambas, dan perairan Subi-Serasan. “Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” imbaunya.

Dia menambahkan, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Stasiun Maritim Pontianak, 14 – 16 Januari pada pukul 07.00 – 10.00 WIB, diperkirakan akan terjadi pasang maksimum dengan tinggi gelombang 1,7 meter. (afi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB

Polres Sintang Cegah Praktik Kecurangan di SPBU

Selasa, 9 April 2024 | 09:27 WIB

Ismail Jadi Pj Bupati Mempawah, Gantikan Herlina

Minggu, 7 April 2024 | 11:15 WIB
X