Dihantam Gelombang Besar, Bangunan di Pulau Ini Porak Poranda

- Jumat, 15 Januari 2021 | 09:54 WIB
PORAK-PORANDA :  Situasi sekitar Desa Pulau Lemukutan porak-poranda pascaditerjang gelombang besar, Rabu (13/1) sekitar pukul 01.00 WIB. Ist
PORAK-PORANDA : Situasi sekitar Desa Pulau Lemukutan porak-poranda pascaditerjang gelombang besar, Rabu (13/1) sekitar pukul 01.00 WIB. Ist

 Gelombang besar atau pasang air laut disertai cuaca ekstrem menerjang Kabupaten Bengkayang, pada Rabu (13/1). Hal tersebut tak ayal membuat sejumlah fasilitas dan pemukiman warga khususnya di Pulau Lemukutan, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang mengalami kerusakan dengan intensitas beragam. Mulai dari kerusakan ringan hingga kerusakan berat.

Kapolsek Sungai Raya, Iptu Samidi turut membenarkan adanya bencana alam yang menerjang pemukiman warga di wilayah hukumnya tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat oleh anggotanya, sejumlah fasilitas umum hingga rumah warga turut menjadi korban dan mengalami kerusakan atas peristiwa yang terjadi pada dini hari tersebut.

“Ada puluhan fasilitas umum dan rumah warga yang terdampak. Beberapa diantaranya ada yang rusak berat dan ringan,” jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (13/1) dikutip dari pontianakpost.co.id.

Adapun yang masuk kategori rusak berat, kata dia, adalah empat dermaga atau steigher, satu jalan yang kerap menjadi akses masyarakat setempat, serta dua unit bangunan milik warga, satu rumah dan satu warung yang rusak parah akibat kejadian tersebut. Sementara untuk rumah warga yang terdampak ringan pada kejadian tersebut ada 18 unit rumah.

“Untuk steigher ada yang mengalami rusak berat bahkan roboh. Misalnya Dermaga Teluk Cina (roboh), Dermaga Teluk Melanau (rusak berat), Dermaga Tanjung Palembang (roboh), Dermaga Teluk Surau (roboh). Selain itu ada satu rumah warga milik saudara Jani dan satu warung milik saudara Niar yang mengalami rusak berat (roboh). Sementara untuk jalan yang rusak berat ada satu, jalan rabat beton di pesisisr Tanjung Palembang,” paparnya.

“Sementara yang rusak ringan, rumah warga total ada 18 yang mengalami rusak atau terdampak ringan atau rusak sebagian kecil. Sedangkan fasum yang mengalami rusak ringan adalah dua buah jalan beton, yakni jalan rabat beton di pesisir Melanau dan jalan rabat beton di pesisir Teluk Cina,” timpalnya.

Untuk saat ini, pihaknya juga mengambil langkah lanjut pasca peristiwa tersebut. Salah satunya adalah dengan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk melakukan evakuasi sekaligus mendata warga yang terdampak. “Selain itu, untuk warga yang terdampak dan tempat tinggalnya rusak berat, kita juga bantu untuk langkah evakuasi dengan mengungsikan ketempat keluarga korban yang berada di sekitar Desa Pulau Lemukutan,” tutupnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kades Pulau Lemukutan Ahmad Yusuf memastikan bahwa kejadian pasang air laut atau gelombang tinggi tersebut terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Bahkan kondisi tersebut masih berlangsung hingga pukul 13.00 WIB di hari yang sama, namun dengan kondisi yang tidak terlalu parah. Ia juga mengungkapkan jumlah fasum dan pemukiman warga yang terdampak dalam kejadian tersebut berjumlah puluhan unit.

“Sampai saat ini total ada 10 unit rumah warga yang rusak berat dan 20 unit rumah yang rusak ringan. Selain itu juga ada homestay (penginapan) kurang lebih ada 15 unit yang rusak, baik ringan maupun berat,” jelasnya.

Selain pemukiman, kata dia, peristiwa tersebut juga merusak sarana dan prasarana milik masyarakat untuk mencari nafkah, khususnya nelayan. Seperti misalnya bagan/kelong (bangunan yang didirikan di laut untuk menangkap ikan), motor air milik nelayan, serta warung atau kantin yang berdiri di tepian laut. Sementara untuk kondisi saat ini, ia mengatakan beberapa ruas jalan di Desa Pulau Lemukutan masih tampak porak-poranda pasca kejadian tersebut. Seperti misalnya jalan tertutupi kerikil, batu, kayu balok, serta puing-puing sampah yang membanjiri jalan.

“Lalu juga ada kelong yang hilang/roboh saat ini terdata ada 10. Selain itu ada beberapa motor air yang biasa digunakan nelayan mencari ikan juga ikut tenggelam. Ada beberapa warung yang roboh juga,” ungkapnya.

Hingga saat ini, ia memastikan proses pendataan terhadap masyarakat terdampak maasih terus berlanjut. “Pendataan masih berlangsung, dan untuk korban jiwa sejauh ini masih belum ada,” pungkasnya. (sig)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB
X