Deputi Bidang Operasi Basarnas, Mayjen TNI Bambang Suryo Aji mengatakan pesawat diduga berada di Pulau Laki dan Pulau Lancang. “Kita segera mengerahkan alat kita di Basarnas di Jakarta kita kerahkan kapal untuk menuju titik dugaan pesawat jatuh,” ujar Bambang dalam jumpa pers di Kantor Basarnas, Jakarta, Sabtu (9/1).
“Posisi pesawat setelah lost contact berada antara Pulau Laki dan Lancang lebih kurang sekitar jaraknya 1,5-2 mill dari Tanjung Kait sekitar 3 mil,” tambahnya.
Bambang mengatakan kedalaman perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki adalah 20-23 meter. “Jadi kedalaman di sana 20-23 meter belum tahu pasti di mana posisinya,” katanya.
Sementara serpihan-serpihan yang diduga dari Pesawat Sriwijaya SJ-182 tersebut sudah berada di kapal Basarnas. Setelah itu akan dikumpulkan untuk dijadikan bukti-bukti sementara. “Peralatan yang ditemukan termasuk di tim gabungan kita menjadikan barang bukti apakah bagian pesawat atau bukan,” pungkasnya.
Hendrik Mulyadi, seorang nelayan mengaku melihat pesawat Sriwijaya Air jatuh dan meledak di air. “Iya jatuh. Saya melihat. Iya (meledak, red) di bawah air,” ujar Hendrik kepada JawaPos.com, Sabtu (9/1). Sekitar pukul 14.30 itu Hendrik mengaku posisinya dekat dengan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh tersebut. Hanya saja, kejadian yang begitu cepat itu dia tidak melihat sosok manusia. Hanya puing-puing dari pesawat. “Iya saya lihat serpihan kapal, enggak lihat (manusia-Red),” katanya.
Meski melihat dan lokasinya tidak jauh dari lokasi pesawat jatuh itu, Hendrik tidak berani mendekat. Dia memilih untuk melaporkan ke petugas kepolisian setempat. “Jadi saya belum tahu info lebih lanjut lagi,” ungkapnya.