Dilanda Resesi Ekonomi, Apa yang Harus Dilakukan Kalbar...?

- Minggu, 27 September 2020 | 11:48 WIB
SEKTOR ANDALAN: Pandemi Covid-19 memukul hampir semua sektor ekonomi. Meski demikian, pada Triwulan II lalu, ekspor Kalbar justru meningkat, terutama komoditas perkebunan dan pertambangan. Sektor inilah yang mampu menopang pertumbuhan. DOK PONTIANAKPOST/ANTARA
SEKTOR ANDALAN: Pandemi Covid-19 memukul hampir semua sektor ekonomi. Meski demikian, pada Triwulan II lalu, ekspor Kalbar justru meningkat, terutama komoditas perkebunan dan pertambangan. Sektor inilah yang mampu menopang pertumbuhan. DOK PONTIANAKPOST/ANTARA

PONTIANAK – Pandemi Covid-19 telah membuat ekonomi dunia bergejolak. Hampir seluruh negara di dunia telah mengalami resesi. Indonesia sendiri diprediksi akan segera memasuki periode itu. Lantaran pertumbuhan ekonominya diperkirakan kembali minus sekitar lima persen pada Triwulan III. Setelah pada Triwulan II pertumbuhannya minus 5,32 persen.

“Apabila pertumbuhan minus selama dua kuartal berturut-turut, maka negara itu resmi masuk ke dalam era resesi. Itu teorinya,” ujar ekonom Universitas Tanjungpura Prof Dr Eddy Suratman kepada Pontianak Post, kemarin.

Pemerintah sendiri, kata dia, sudah melakukan langkah tepat untuk menghadapi resesi ini. Yaitu dengan menggelontorkan dana sosial seperti subsidi gaji kepada tenaga kerja swasta, modal usaha untuk UMKM, dan sejumlah dana lainnya. “Seperti demam, untuk menurunkan panasnya tentu perlu harus segera minum paracetamol. Tetapi harus ada strategi jangka menengah dan panjang untuk memulihkan kondisi seperti sedia kala,” ungkapnya.

Bantuan tersebut, lanjut Eddy, penting untuk mendongkrak daya beli masyarakat agar konsumsi terjaga. Apalagi lebih dari separuh pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Tujuannya agar uang tersebut dibelanjakan oleh para penerima, bukan untuk disimpan. Hal itu agar roda perekonomian bergerak dan pertumbuhan ekonomi tidak terlalu minus.

Namun untuk jangka panjang, dia menyebut, pemerintah perlu melanjutkan program negara industri. Pasalnya dengan maraknya industri, maka lapangan kerja akan tersedia sebanyak-banyaknya. Untuk itu kemudahan dan fasilitas dalam berinvestasi, serta kepastian hukum menjadi mutak, agar investor mau menanamkan modalnya. “Sebenarnya dalam lima tahun ini, pemerintah sedang menuju ke arah negara industri, dengan berbagai pembangunan infrastruktur dan penyederhanaan birokrasi. Dan itu tidak boleh berhenti. Tetapi dengan adanya pandemi ini, perlu usaha yang lebih keras lagi,” tukas dia.

Lantas bagaimana dengan Kalimantan Barat? Menurut Eddy, pertumbuhan ekonomi provinsi ini akan lebih baik dari nasional. Pada triwulan II lalu misalnya, pertumbuhan ekonomi Kalbar tercatat minus 3,40 persen. Sementara pada triwulan III ini diperkirakan tidak akan mencapai minus dua persen. Pasalnya dampak ekonomi  Covid-19 lebih terasa pada daerah perkotaan dan pusat-pusat industri dan perdagangan. Terutama di Pulau Jawa.

 

 

Kalbar sendiri masih mengandalkan produk perkebunan dan pertambangan. Untungnya keduanya menjadi sektor yang mampu tumbuh pada Triwulan II lalu. “Hampir semua indikator ekonomi dan sektor usaha minus pertumbuhannya. Tetapi ekspor kita malah meningkat, terutama komoditas perkebunan dan pertambangan. Ini yang cukup mampu menopang pertumbuhan ekonomi kita,” sebutnya.

Hanya saja Kalbar tetap perlu waspada. Eddy mencoba membandingkan krisis tahun ini dengan tahun 1998 lampau. Menurutnya pada tahun 1998, ekonomi mandeg karena sektor industri jasa keuangan banyak yang bermasalah. Kalbar sendiri relatif mampu bertahan karena selain mengandalkan sektor kehutanan dan perkebunan, sektor keungan terutama perbankan saat itu masih belum menyebar luas seperti sekarang ini. “Nah di pandemi ini, semua sektor terkena. Terutama industri dan perdagangan, termasuk UMKM-nya. Untuk sektor jasa keuangan sebenarnya kita lebih kuat dibanding masa lalu,” papar dia.

Eddy menyebut, berhentinya krisis ekonomi saat ini sangat tergantung pada kapan berakhirnya pandemi. Artinya, keberhasilan vaksin akan menjadi penentu. “Ekonomi dunia tidak berjalan karena jauh menurunnya aktivitas akibat pembatasan-pembatasan sosial dan ekonomi. Untuk menghambat penularan Covid-19. Kalau pandemi tidak berakhir segera, maka mungkin tahun depan kita bisa masuk ke era depresi di mana masalah-masalah sosial akan mulai muncul,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar Agus Chusaini mengatakan, pada triwulan III tahun 2020 ini, ekonomi Kalbar diprediksi akan lebih baik dari periode sebelumnya. “Kami belum pasti menghitung berapa besarannya. Tetapi melihat adanya berbagai bantuan sosial berbentuk uang tunai akan mendongkrak konsumsi dan menggerakkan roda ekonomi,” ujarnya.

Menurut dia, kendati diprediksi tumbuh, besaran persentasenya tidak akan tinggi, mengingat ekonomi seluruh dunia saat ini sedang menurun. Selain itu, pandemi Covid-19 juga belum selesai. Pertumbuhan ekonomi akan bisa kencang apabila pandemi berakhir. Dengan kata lain, setelah vaksin keluar dan virus corona bukan lagi menjadi ancaman serius bagi manusia. “Mungkin ekonomi di triwulan III ini akan tumbuh di sekitaran satu persen,” sebut dia.

Sementara itu, dunia usaha di Kalbar sendiri berharap ada langkah jitu pemerintah pusat dan daerah dalam menangani resesi. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Kalbar, Rudyzar Zaidar menyebut saat sektor yang masih bisa tumbuh adalah kehutanan, pertanian, perkebunan dan pertambangan. Hanya saja, kata dia, banyak dari komoditas yang belum maksimal, lantaran terbentur sejumlah aturan.

Dia meminta pemerintah melonggarkan sejumlah aturan dan perizinan demi mendongkrak ekonomi Kalbar pada krisis Covid-19 saat ini. Sektor yang potensial, kata dia adalah tambang bauksit, kayu, rotan, kratom, komoditas kehutanan lain, dan perkebunan. Pasalnya sektor tersebut banyak menyerap tenaga kerja lokal. Selain itu, menurutnya, pelonggaran keran ekspor bisa menjadi pelatuk bagi sektor lainnya. “Otomatis ada multiplier effect. Karena ada lapangan kerja dan penghasilan yang didapat. Sektor perkebunan, kehutanan dan pertambangan bisa menghidupkan sektor lain di sekitarnya,” sebut dia.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB
X