Ribuan Rumah di Melawi dan Kapuas Hulu Terendam Banjir, Jembatan Gantung pun Putus

- Selasa, 15 September 2020 | 10:47 WIB
Seorang pesepeda melintasi jalan raya yang terendam banjir, di Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Senin (14/9/2020). Banjir yang melanda Putussibau secara merata sejak Minggu (14/9/2020) kemarin tersebut terjadi akibat tingginya curah hujan selama beberapa hari terakhir hingga melumpuhkan aktifitas masyarakat di kota setempat. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.
Seorang pesepeda melintasi jalan raya yang terendam banjir, di Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Senin (14/9/2020). Banjir yang melanda Putussibau secara merata sejak Minggu (14/9/2020) kemarin tersebut terjadi akibat tingginya curah hujan selama beberapa hari terakhir hingga melumpuhkan aktifitas masyarakat di kota setempat. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.

PUTUSIBAU – Debit air banjir di Kota Putussibau, Kapuas Hulu terus meninggi akibat meluapnya Sungai Kapuas. Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Wedy Mahadi mengatakan, hingga Senin (14/9) tercatat ada delapan titik yang tidak bisa dilewati oleh kendaraan, akibat banjir tersebut, baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

“Banjir tahun ini cukup besar, karena hingga saat ini debit air terus naik atau meninggi,” kata Wedy Mahadi (14/9). Data sementara, dari 23 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, sebanyak delapan kecamatan yang mengalami musibah bencana banjir dengan ketinggian bervariasi, khususnya pesisir Sungai Kapuas.

“Jalur jalan yang menghubungkan Kapuas Hulu tujuan Kabupaten Sintang dan sebaliknya masih terputus akibat meluapnya Sungai Kapuas. Mudah-mudahan air cepat surut sehingga jalur jalan tersebut cepat bisa dilewati kendaraan, baik roda dua dan empat,” ujarnya.

“Saat ini 2/3 personel kami sudah disiapkan untuk melakukan evakuasi kalau memang dibutuhkan kapanpun dalam membantu masyarakat korban banjir,” ujarnya. 

Meskipun, hingga saat ini belum ada masyarakat yang meminta bantuan untuk dievakuasi, meskipun air sudah memasuki rumah mereka dengan ketinggian 50 centimeter bahkan satu meter, katanya.

Sebagian titik wilayah Putussibau Utara dalam kota dan Putussibau Selatan Kedamin di kepung banjir, sejak Minggu Malam hingga Senin (14/9). Banjir merendam ruas jalan lintas selatan Kedamin, sehingga menyulitkan masyarakat untuk melintas ke Putussibau Kota.

“Tadi malam belum terlalu dalam masih bisa menyeberang untuk motor, sekarang motor sulit lewat, karena ketinggian air sekitar 60 cm,” ungkap Daling warga Putussibau Selatan.

Banjir disebabkan intensitas hujan yang masih relatif tinggi di Kabupaten Kapuas Hulu, terutama di perhuluan sungai kapuas.

Sementara itu, Safari mengatakan jika banjir juga terjadi di jalan lintas selatan wilayah Kecamatan Kalis, sehingga menyebabkan kendaraan menyeberang harus menggunakan speed. “Itu sudah sepinggang orang dewasa ketinggian airnya. Banyak yang putar arah karena tidak berani melintas,” ungkapnya.

Tampak di lapangan, para pedagang yang bias berjualan di pasar pagi Putussibau kota tidak bisa melintas, terpaksa membuka lapak di pinggir jalan daerah Kedamin.

Banjir yang terjadi di wilayah Putussibau juga berdampak pada penerangan jaringan listrik PLN, di mana mesin pembangkit dipadamkan karena air sudah mencapai mesin. Sehingga wilayah Putussibau dan sekitarnya mati lampu dimulai sekitar pukul 23.00 tadi malam.

Selain Kapuas Hulu, banjir juga merendam sejumlah wilayah di Melawi. Kapolres Melawi AKBP Tris Supriadi menyatakan, ribuan rumah warga di 18 desa di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalbar terendam banjir sejak sepekan terakhir, akibat meningkatnya intensitas dan curah hujan di wilayah perhuluan Kalbar tersebut.

“18 desa yang terendam banjir itu berada di wilayah hukum Polsek Nanga Pinoh, diantaranya di Desa Tanjung Lay, Tembawang Panjang, Desa Pal, Tanjung Niaga, Kenual, Baru dan Desa Sidomulyo di Kacamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi,” kata Tris Supriadi, Senin.

Dia menjelaskan, hari ini pihaknya langsung melakukan pemantauan terhadap wilayah terdampak bencana banjir di 18 desa di Kabupaten Melawi itu. Ia mengatakan, akibat banjir tersebut, ribuan rumah warga terendam banjir dan menyebabkan aktivitas pasar sayur Nanga Pinoh berpindah lokasi ke tepi jalan Juang (sekitaran Tugu Juang). Kemudian akses jalan Provinsi Nanga Pinoh-Sintang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Nanga Pinoh tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB

Polres Sintang Cegah Praktik Kecurangan di SPBU

Selasa, 9 April 2024 | 09:27 WIB

Ismail Jadi Pj Bupati Mempawah, Gantikan Herlina

Minggu, 7 April 2024 | 11:15 WIB
X