Awas! di Kalbar, Penularan Kluster Keluarga Mendominasi

- Sabtu, 12 September 2020 | 11:27 WIB
ilustrasi
ilustrasi

PONTIANAK – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengumumkan perkembangan kasus konfirmasi Covid-19 di provinsi ini, Jumat (11/9). Ada tambahan kasus konfirmasi (positif) Covid-19 sebanyak delapan orang. Dalam kesempatan tersebut ia juga mengingatkan bahwa saat ini mulai banyak ditemukan kluster keluarga.

Dari delapan orang kasus positif baru tersebut, enam orang merupakan warga Kota Singkawang. Selebihnya satu warga Kota Pontianak dan satu warga Kabupaten Ketapang. Khusus yang di Kota Singkawang, dua orang merupakan hasil pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) Covid-19 di RSUD Abdul Aziz. “Dua ini pasien yang sedang dirawat di RS Singkawang ya,” katanya kepada awak media, Jumat (11/9) sore.

Sementara empat orang sisanya, tiga merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di jajaran Pemkot Singkawang dan satu lagi anggota DPRD Kota Singkawang. Kasus ASN tersebut merupakan hasil penelusuran kontak terhadap beberapa ASN yang telah dinyatakan positif lebih dulu. Sedangkan yang anggota DPRD berasal dari kluster lainnya. Sejauh ini penelusuran kontak dengan tes usap sudah dilaksanakan ke seluruh Anggota DPRD di Kota Singkawang beserta keluarga.

Selanjutnya Harisson menjelaskan, untuk satu pasien positif Covid-19 di Kabupaten Ketapang merupakan pasien di RSUD Agoesdjam hasil pemeriksaan TCM Covid-19 di RS tersebut. “Nah untuk kasus sembuh hari ini (kemarin) ada 24 orang, di mana Pontianak ada tujuh orang, Ketapang enam orang, Kapuas Hulu empat orang, Sambas dua orang, Landak satu orang dan luar wilayah ada empat orang,” paparnya.

Dengan demikian, sampai kemarin total kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar telah mencapai 736 orang. Sebanyak 645 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan enam orang meninggal dunia.

Secara total, di Kalbar telah terdeteksi 32 kluster penularan Covid-19. Dari 32 kluster itu, ada 15 kluster atau 46 persen merupakan kluster keluarga. Dan dari 15 kluster keluarga ini masih ada tujuh kluster yang kasusnya saat ini masih aktif atau belum sembuh. “Jadi tujuh kluster masih aktif dan mereka masih ada yang diisolasi, selesai isolasi kami swab lagi kalau memang negatif maka kluster mereka ini bisa dianggap selesai,” jelasnya.

Kluster keluarga diakuinya paling mendominasi saat ini. Jumlah yang terbanyak ada di Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi. “Ini sebenarnya kami bisa melihat bahwa sebenarnya penularan itu banyak terjadi di keluarga. Ini biasanya karena anggota keluarga tidak melaksanakan disiplin pelaksanaan penerapan protokol kesehatan,” katanya.

Untuk itu, Harisson mengingatkan perlu kehati-hatian bagi keluarga di Kalbar. Karena saat ini sudah terjadi penularan Covid-19 di antara anggota keluarga dalam satu rumah. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak agar kluster keluarga tidak terus bertambah.

“Jadi semua kluster dari gelombang pertama (Covid-19) itu ada 32 (kluster keluarga) dan sekarang memang kalau kami testing, kami ikuti, tracing, akan muncul lagi kasus-kasus atau kluster-kluster dari keluarga yang baru lagi,” pungkasnya.

 

Bahaya Kluster Keluarga

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga sudah mengingatkan masyarakat akan bahaya kluster keluarga. Menurut presiden, klaster penularan yang perlu diwaspadai yakni klaster kantor, keluarga, dan yang terbaru adalah klaster pilkada. Selama ini, yang dikejar adalah pencegahan penularan di ruang-ruang publik. Namun ternyata malah muncul klaster penularan baru di lingkungan yang lebih terbatas. Karena di lingkungan tersebut tidak jarang protokol kesehatan diabaikan.

Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Wien Kusharyoto menuturkan, klaster muncul seiring dengan banyaknya aktivitas masyarakat di luar rumah, baik untuk bekerja atau yang lainnya.  “Sayangnya di tengah semakin banyak aktivitas di luar rumah, masyarakat meninggalkan protokol kesehatan,” katanya. Selain protokol kesehatan, ada aspek lain yang harus diperhatikan masyarakat yaitu ventilasi, durasi, dan jarak. Masyarakat harus memahami keberadaan dia ketika berada di luar rumah. Misalnya saat berada di dalam ruangan atau perkantoran. Ketika berada di dalam ruangan dengan ventilasi udara kurang maksimal, sebaiknya dibatasi hanya beberapa jam saja.  “Jangan terlalu lama berada di ruangan,” paparnya.

Kemudian peneliti yang mendalami soal vaksin itu mengatakan ketika berada di dalam ruangan, aturan jaga jarak harus diterapkan. Dia mengatakan, hasil riset terbaru, virus dapat menular dengan jangkauan lebih dari dua meter. Virus corona dapat menular dalam radius sampai tujuh meter. Menurutnya, keberadaan kluster keluarga dan kluster perkantoran sangat erat kaitannya. Seperti orang pertama yang membawa virus ke keluarga, sebelumnya terjangkit di kantor atau tempat kerja. Wien menjelaskan umumnya kluster keluarga itu statusnya orang tanpa gejala (OTG).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB
X