Boleh Bakar Lahan untuk Tanam Padi dan Sayur, Perusahaan Bakar Lahan Dicabut Izinnya

- Minggu, 9 Agustus 2020 | 11:46 WIB
SARPRAS: Peralatan terkait pemadaman yang telah disiapkan untuk mengantisipasi dan memadamkan api apabila terjadi Karhutla. FIRDAUS/PONTIANAK POST
SARPRAS: Peralatan terkait pemadaman yang telah disiapkan untuk mengantisipasi dan memadamkan api apabila terjadi Karhutla. FIRDAUS/PONTIANAK POST

INTANG-Bupati Sintang, Jarot Winarno menyampaikan bahwa setelah membatasi dan mengendalikan kegiatan membakar lading, maka ke depan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang akan mulai melakukan sosialisasi tata cara membuka lahan tanpa membakar.

“Saat ini kami hanya memperbolehkan warga membuka lahan untuk berladang dan menanam komoditas lokal saja seperti padi dan sayur sayuran. Kalau mereka buka lahan dengan membakar lalu untuk menanam sawit dan lada, tetap akan ditangkap. Satu hari dalam satu desa hanya boleh membakar lahan untuk ladang hanya boleh 20 hektar saja dan dilakukan secara bergotong royong dan sekat api,” ungkap Bupati saat gelar rapat koordinasi terkait pengendalian Karhutla, dilansir pontianakpost.co.id.

Tak hanya itu, mantan dokter di RS Soedarso Pontianak ini juga menegaskan, untuk pihak perusahaan jelas tidak diperbolehkan untuk membakar. Jika nanti ada yang terbukti, kata Jarot, dirinya tak segan akan cabut izin perusahaan.

“Kalau untuk perusahaan sudah final tidak boleh. Kalau terbukti membakar, akan saya cabut ijinnya. Saya sudah mencabut 7 ijin perusahaan karena kinerja yang tidak baik. Masyarakat Sintang masih akan sulit untuk menerapkan membuka lahan dengan tidak membakar seperti menggunakan alat berat karena lokasi ladangnya biasanya bukit. Tetapi kami akan membuat percontohan buka lahan tanpa bakar,” bebernya.

Apalagi, lanjutnya, di Kabupaten Sintang, sudah ada 6 desa yang berhasil melaksanakan program dalam pengendalalian karhutla. “Enam desa ini berhasil membuat dan melaksanakan program pengendalian karhutla. Salah satunya Desa Sungai Areh yang tetap membakar ladang tetapi mampu mereka kendalikan dengan tata kelola yang baik,” paparnya.

Terakhir, pihaknya sudah membangun embung untuk dijadikan sebagai sumber air, agar ketika terjadi kebakaran, proses pemadaman bisa dilakukan dengan cepat.

“Kami saat ini sudah membangun 6 embung besar di 6 lokasi yang selama ini sudah sering terjadi kebakaran hutan sehingga nanti kalau terjadi kebakaran. Kita akan punya sumber air yang cukup untuk memadamkan api. 6 embung inipun kami anggap masih kurang. Kalau ada dana akan kami tambah,” tutupnya. (fds)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB
X