Pria Ini Bikin Halaman Belakangnya Jadi Hutan Mangrove

- Selasa, 28 Juli 2020 | 10:15 WIB
PENANAMAN: Sejumlah warga tengah menanam mangrove di pantai yang tergerus abrasi. ARIEF NUGROHO/PONTIANAK POST
PENANAMAN: Sejumlah warga tengah menanam mangrove di pantai yang tergerus abrasi. ARIEF NUGROHO/PONTIANAK POST

Menyulap halaman belakang rumah menjadi hutan mangrove. Itulah yang dilakukan Haminan (51), warga Dusun Sungai Mas, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas untuk menangkal abrasi air laut yang kian mengikis daratan. Bagaimana kisahnya?

 

BAGI sebagian orang, nama Haminan memang tidak terlalu populer jika dibandingkan dengan pengiat konservasi mangrove lainnya di Kalimantan Barat. Namun, siapa yang menyangka jika sosok pria paruh baya ini memiliki kiprah penting dalam menjaga pesisir Pemangkat dari ancaman abrasi.

Minan, begitulah sapaan akrabnya. Ia merupakan Koordinator Kelompok Perempuan Lestari. Kelompok yang digawangi oleh kaum hawa dalam melestarikan hutan bakau di Kecamatan Pemangkat itu terbentuk sejak 2011 lalu.

Sebelum sukses membina anggota Kelompok Perempuan Lestari, Minan hanyalah warga desa biasa di kecamatan itu. Ia bahkan tidak paham manfaat dan fungsi dari tanaman mangrove itu.

“Awalnya pada 2010 desa kami mendapat bantuan 40 ribu batang mangrove. Lalu, mangrove-mangrove itu ditanam di pinggir pantai, dekat hutan mangrove. Tapi gagal. Banyak pohon yang mati,” kata Minan saat memulai kisahnya seperti dilansir PontianakPost.co.id.

Menurutnya,  Kecamatan Pemangkat memiliki hutan mangrove sangat luas. Bahkan 65 persen masyarakat menggantungkan hidupnya dari hutan mangrove. Mulai dari mencari ikan, kepiting, tengkuyung sampai dengan memanfaatkan kayunya. Jadi, tidak bisa dipungkiri bahwa  keberadaan hutan mangrove di lingkungannya sangat penting. Namun, kondisinya kian mengkhawatirkan.

Bermula dari situ, ia pun iseng menanam 50 batang mangrove di rawa belakang rumahnya yang seluas dua hektare. “Jujur, waktu itu saya tidak tahu bagaimana cara menanamnya, dan apa fungsinya. Tapi mangrove yang saya tanam justru hidup dan tumbuh dengan baik,” lanjutnya.

Seiring berjalannya waktu, Minan pun akhirnya paham apa manfaat dari tanaman mangrove tersebut. Ia pun melakukan inisiatif untuk membuat tambak ikan di halaman rumahnya. Yang membuatnya terkejut, ikan-ikan miliknya itu mampu hidup dan berkembang baik tanpa ia beri makan.

Sejak itu, kata Minan, upaya pelestarian mangrove terus ia galakkan bersama sejumlah warga. Penanaman mangrove dilakukan di sepanjang pantai dan di lokasi di mana hutan mangrove-nya rusak.

Kendati demikian, upayanya pelestarian hutan mangrove yang ia inisiasi ini tidak berjalan mulus. Kerap terjadi penolakan dari masyarakat sekitar. Ia menyadari bahwa upaya-upaya untuk memberikan pemahaman dan pembentukan pola pikir masyarakat perlu dilakukan terlebih dahulu.

Tahun 2011, Kelompok Perempuan Lestari terbentuk dan eksis hingga sekarang. Kelompok ini tidak hanya fokus pada rehabilitasi mangrove di Kecamatan Pemangkat saja tetapi juga mulai membudidayakan bibit dan menjualnya ke wilayah lain.

“Kami juga menyediakan bibit mangrove. Kami jual ke Mempawah, Sungai Duri, Peniraman, Setapuk dan Selakau. Jadi sebelum ada wisata mangrove seperti sekarang ini, kamilah yang dulunya menyupalai bibit mangrovenya,” beber dia.

“Keuntungan dari penjualan bibit mangrove tersebut digunakan untuk kepentingan kelompok,” sambungnya. (arf)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB
X