PONTIANAK – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak Saptiko mengungkapkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalbar mengenai musim kemarau tahun ini yang akan disertai hujan. Ia pun berharap, musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini tidak separah seperti 2 tahun ke belakang, dengan kondisi tersebut.
“Musim kemarau tahun ini memang sedikit telat. Berdasarkan prediksi BMKG, akan terjadi kemarau basah. Artinya kemarau yang terjadi akan disertai hujan. Contohnya saat ini, meski panas, namun tetap diselingi dengan hujan,” kata Saptiko, Sabtu (11/7) di Pontianak.
Jika berkaca pada 2018 dan 2019, kemarau menurut dia, seharusnya sudah terjadi pada bulan ini. Namun dia menambahkan, pada tahun ini ternyata kemarau datang agak terlambat. “Mungkin bisa terjadi di bulan Agustus. Bila prediksi BMKG tahun ini terjadi kemarau basah,” kata dia.
Harapan dia, jika benar seperti yang diperkirakan BMKG, maka kemarau basah tersebut dapat menekan terjadinya karhutla yang kerap terjadi di daerah-daerah rawan kebakaran. “Di Pontianak temuan kebakaran terjadi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pontianak Selatan, Tenggara, dan Kecamatan Pontianak Utara,” kata dia.
Sebagai antisipasi karhutla di musim kemarau, saat ini pihaknya sudah melakukan pengecekan rutin terhadap wilayah rawan kebakaran. Meski sudah dilakukan pemonitoran di lapangan, tak dipungkiri dia jika temuan kebakaran lahan kerap didapat oleh petugas. Hanya saja, temuan kebakaran lahan itu, diakui dia, tidak sedemikian besar. Peringatan sekaligus sosialisasi pun dilakukan mereka kepada para pemilik lahan.
Ia juga berpesan agar para pemilik lahan tidak sembarangan membakar lahan saat musim kemarau tiba. Jika tak diindahkan dan masih membakar lahan, diingatkan dia, bisa dikenakan sanksi pembekuan lahan. Kalau temuannya dilakukan sengaja, pembekuan lahan, dikatakan dia, akan dikenakan hingga 5 tahun. “Landasannya dari Peraturan Wali Kota,” ujarnya.
Sebagai antisipasi pencegahan karhutla, pihaknya kini juga terus melakukan koordinasi dengan TNI/Polri dan pihak lainnya. Sosialiasi kepada masyarakat tentang larangan membakar lahan sampai pemasangan spanduk di daerah-daerah rawan kebakaran lahan juga telah dilakukan mereka. “Mudah-mudahan apa yang sudah dilakukan saat ini dapat menekan terjadinya karhutla di Pontianak,” harapnya. (iza)