Bukan Hanya di Kalbar, Katanya Seluruh Kalimantan Krisis Ayam Potong

- Minggu, 5 Juli 2020 | 11:28 WIB
MASIH TINGGI: Pedagang ayam potong melayani pembeli di Pasar Flamboyan. Harga ayam potong di pasaran masih bertahan di kisaran harga Rp35 ribu perkilogram. DOKUMEN
MASIH TINGGI: Pedagang ayam potong melayani pembeli di Pasar Flamboyan. Harga ayam potong di pasaran masih bertahan di kisaran harga Rp35 ribu perkilogram. DOKUMEN

PONTIANAK – Krisis pasokan daging ayam segar ternyata bukan hanya terjadi di Kalimantan Barat, tetapi merata di hampir seluruh wilayah Kalimantan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kalbar, Muhammad Munsif.

“Ini akibat dampak tidak langsung pandemi Covid-19 ke sektor usaha perunggasan khususnya usaha ternak ayam broiler,” ungkap dia, Sabtu (4/7) di Pontianak seperti dilansir Pontianakpost.co.id.

Pantauannya, saat ini harga daging ayam segar di Pasar Flamboyan sebesar Rp39 ribu perkilogram, dengan harga ayam hidup sekitar Rp31 ribu perkilogram. Harga ini menurutnya tidak jauh berbeda dengan harga ayam hidup di beberapa kota di Pulau Kalimantan, seperti Banjarmasin, Palangka Raya, Samarinda, hingga Balikpapan. Dikatakan dia, sebelumnya ada rencana untuk mendatangkan ayam hidup dari luar Kalbar, guna menekan harga komoditas tersebut yang saat ini masih melambung di atas harga eceran tertinggi sebesar Rp35 ribu perkilogram. Namun, dia menilai opsi ini sulit untuk dijalankan mengingat kondisi yang sama juga terjadi di wilayah lain. 

“Dengan demikian opsi mendatangkan ayam hidup menjadi tidak relevan,” tutur dia.

Akan persoalan ini, pihaknya telah memanggil para perusahaan breeding farm yang ada di wilayah Kalbar, untuk mengkonfirmasi serta memperoleh informasi yang akurat terkait serapan bibit DOC FS broiler yang mereka hasilkan. Dari penjelasan yang mereka dapatkan, diketahui setelah lebaran hingga akhir Juni 2020, produksi dan serapan bibit DOC broiler berangsur- angsur meningkat, namun stagnan pada level serapan 80 persen.

“Artinya sebagian kecil peternak ayam broiler masih ragu bahwa pasar ayam hidup telah normal kembali,” tutur dia. 

Adapun langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Kalbar dalam menekan harga komoditas ini, disebutkan dia, yakni dengan mendorong perusahaan yang mampu memasok daging ayam beku, yang harganya lebih murah dari daging ayam segar. Perusahaan yang dapat melakukan hal ini, menurutnya adalah perusahaan yang mampu menyimpan daging ayam beku dalam jumlah yang besar.

“Kami tengah intens mengkonsolidasikan perusahan-perusahaan yang memiliki sarana yang mampu menyimpan daging ayam beku, untuk ikut mengeluarkan stoknya ke pasar guna mengurangi tekanan pasokan yang kurang,” pungkas dia.

Sementara itu, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Wilayah Kalbar, hingga saat ini belum menempuh upaya untuk mendatangkan ayam hidup, guna memenuhi kebutuhan ayam potong di provinsi ini. Asosiasi ini mengupayakan stok ayam potong lokal guna memenuhi permintaan pasar.

“Upaya itu (mendatangkan ayam hidup) belum ditempuh oleh Pinsar Wilayah Kalbar, karena para peternak berupaya maksimal untuk mencukupi kebutuhan daging lokal,” ungkap Ketua Pinsar Kalbar, Budiman.

Menurutnya, kenaikan harga daging ayam potong saat ini lantaran ketika di awal pandemi Covid-19, harga ayam mengalami penurunan. Dengan penurunan harga ini, diakui dia, telah berakibat pada populasi atau produksi ayam yang mengalami penurunan. “Maka hukum pasar terjadi dengan sendirinya,” ucap dia.

Lebih jauh dia menjelaskan, secara umum, kondisi para pengusaha perunggasan di Kalbar berjalan normal, namun tetap pada posisi wait and see. Hal ini, menurut dia terjadi karena mempertimbangkan banyak hal, mulai dari transportasi atau mobilisasi pakan ayam dari Jawa, kondisi sosial ekonomi atau daya beli masyarakat, serta kebijakan pemerintah. Sejauh ini, para pengusaha, diakui dia, belum menunjukkan kendala yang signifikan.

“Tidak ada yang berhenti, namun ada yang menunda untuk pengadaan kembali bibit ayam,” pungkas dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, mencatat terjadi inflasi sebesar 0,40 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,61 pada Mei 2020 menjadi 106,03 pada Juni 2020. Komoditas daging ayam ras mencatatkan kenaikan harga tertinggi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Presiden Jokowi Akan Resmikan Bandara Singkawang

Selasa, 19 Maret 2024 | 16:25 WIB

Beratnya Akses Pendidikan Anak-Anak Tanjung Lokang

Senin, 18 Maret 2024 | 10:35 WIB

Harga Ayam Potong di Pasar Rakyat Landak Meroket

Kamis, 14 Maret 2024 | 13:19 WIB

Enam Wilayah di Kabupaten Sanggau Terendam Banjir

Kamis, 14 Maret 2024 | 11:00 WIB
X