Momen menjelang Lebaran, merupakan berkah bagi semua pedagang. Namun tidak untuk tahun ini. Pedagang dihadapkan dengan wabah Covid-19, tentu bukan hal mudah. Belum lagi batasan aturan pemerintah yang mesti dilaksanakan, sehingga membuat pedagang ketar ketir menghitung untung rugi.
MIRZA AHMAD MUIN, Pontianak
SALAH satu pasar yang menjadi magnet pengunjung ketika momen lebaran adalah Pasar Sudirman. Pasar yang berada di Jalan Nusa Indah, Kecamatan Pontianak Kota ini sudah ada sejak puluhan tahun silam. Menyediakan kebutuhan masyarakat, mulai dari pakaian, sepatu, sandal, asesoris, perabot rumah tangga, sampai penjualan alat kosmetik memang tak jauh beda dengan beberapa pasar yang ada. Namun, jika beli di sini konsumen bisa dapatkan harga rendah. Kuncinya, sanggup beradu tawar menawar dengan pedagang. Inilah yang membuat Pasar Sudirman beda, sehingga menjadi favorit masyarakat buat berbelanja.
Bukan menjadi rahasia, setiap tahun mendekati perayaan Idulfitri, Pasar Sudirman selalu dipenuhi masyarakat yang membeli keperluan lebaran. Pengunjung yang datang tak hanya dari Kota Pontianak. Dari luar daerah juga kerap belanja di sini. Selain buat dipakai pribadi, kadang barang-barang tersebut kembali dijual di tempat konsumen itu berasal. Namun tahun ini terasa berbeda.
Aktivitas jual beli sedikit menurun akibat pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia sejak akhir Februari lalu. Parahnya lagi, virus tersebut juga masuk ke setiap provinsi, salah satunya Kalimantan Barat. Kota Pontianak, ibu kotanya, juga berimbas. Dari data terakhir Dinas Kesehatan Kota Pontinak, terdapat kurang lebih 70-an kasus positif Covid-19 dalam penanganan.
Apa yang terjadi itu, juga berimbas di sektor perdagangan. Seperti momen Lebaran ini. Biasanya dua minggu menjelang Lebaran pada saat kondisi Kota Pontianak tanpa Covid, pasar menjadi tempat berkumpulnya masyarakat. Bahkan, dalam satu toko bisa berdesakan akibat ramainya konsumen yang ingin membeli barang.
Namun kondisinya saat ini, tidak begitu ramai. Pantauan Pontianak Post di Pasar Sudirman, tak begitu ramai. Mungkin karena gerimis, sehingga konsumen yang melintas pada tiap bilangan kios-kios pakaian tak tampak.
Kurangnya minat pengunjung untuk datang membeli perlengkapan buat perayaan lebaran diakui salah satu pedagang di sana, Aeng. Lelaki berusia 49 tahun tersebut menuturkan, tahun ini tokonya malah tidak menyediakan pakaian. Alasannya karena situasi Covid. “Kecuali kayak asesoris gorden, seprai. Kalau ukuran baju kami tak nyetok,” ungkapnya.
Ia pun tak memungkiri pada dua minggu menjelang lebaran sejumlah konsumen mulai berdatangan berbelanja. Namun, diakui dia, tak seramai tahun lalu. Penyebabnya mungkin karena pandemi Covid-19.
Belum lagi aturan Pemerintah Kota Pontianak yang membatasi aktivitas masyarakat di tengah keramaian. Bagi pedagang hal ini bagai buah simalakama. Buka toko berhadapan dengan virus yang kasat mata. Tutup toko, mereka tak dapat meraih untung.
Jikapun toko-toko buka, diakui pendapatannya jauh berkurang. Di tempatnya omzet yang didapat malah mengalami penurunan cukup jauh. Yaitu di atas 50 persen.
Karena Covid, pembatasan transaksi jual beli di Pasar Sudirman ini pun akhirnya dibatasi. Jika di tahun lalu, saat momen jelang lebaran, toko tutup hingga pukul tujuh malam. Namun sekarang toko sudah harus tutup jam empat sore.
Sebagai pedagang, di tengah kondisi pandemi Covid-19, ia hanya berdoa, agar kondisi ini segera berakhir. Dengan demikian, aktivitas jual beli di sini diharapkan dia bisa berjalan normal dan raupan untung bisa maksimal. “Kalau sekarang, asal biaya operasional karyawan bisa tertutupi saja,” tutupnya. (*)